Rabu, 13 Februari 2013

Nelangsa

Mungkin suasana ini terbentuk karena hormon tidak tahu diri pada Pra Menstruasi Sidrom.

543511_308704949251749_1946775537_n_large
(from weheartit)

Aku benci harus melakukan ini lagi hingga membuat hidungku tersumbat dengan banyak cairan dan memaksaku bernafas dengan mulut.
Aku benci melihat bayangan dikaca itu ; gadis layu dengan mata bengkak. Aku benci bagian ini.
Sudah sangat lama...
Aku benci ketika harus menyusuri kilas balik. Memaksa fikiran dan kenangan-kenangan liar kesana dan kemari menyambangi beberapa bagian masa lalu yang sudah sangat ingin aku lupakan.

Tapi entah, masih terasa pedih kadang...

Berawal dari penyampaian salam basa basi dan kebaikan basa basi itu.  Memaksaku mengingat hal hal yang sudah ku kubur jauh-jauh sejak dua tahun terakhir. Masih sangat jelas di ingatan ku. Masa ketika Nelangsa Berhari hari. Berbulan- bulan. Sendiri. Hanya aku yang mengerti.
Ketika duniaku berputar kebawah. Siang aku tidur, malam aku akan bangun untuk menagisi banyak hal. Badanku kurus kering, menyedihkan.

Malam ini aku menangis, menangis untuk masa-masa nelangsa itu. Beberapa bagian dalam perjalanan hidup ku, dan Aku bisa melewatinya. Aku sulit percaya. Tapi itu nyata... dan itu sudah berlalu.
Kini hanya tersisa kekosongan ketika aku sendiri.
Ya. mungkin hanya kesepian hingga merasa sekelilingku saat ini kosong.

Sungguh, nelangsa itu cukup dinikmati sendiri. Ber-euforia-lah sendiri, karena terkadang hanya itu yang bisa membuat perasaan lebih baik. Maka dari itu... aku menulis ini.



Jogjakarta, 9 februari 2013.
Hanya sebuah tulisan melankolis ketika memasuki masa Pra mentruasi sidrom