Kamis, 16 Desember 2010

STUCK!

Semacam rasa sakit yang menyerang perut , seperti mules. deg-deg an, takut. Lalu seperti ada serangga yang menari-nari di "ulu hati" saya. tidak tahu perasaan apa itu. tapi rasanya... sakit.

****
Tidak tahu apa yang saya pikirkan malam ini. tidak ada tempat untuk saya bercerita malam ini.
hanya bisa menulis, menulis dan menulis.
Tugas saya terbengkalai. hanya berlari kesana kemari di dunia maya.keluyuran.
Mencoba menahan jari-jari saya untuk tidak membuka apa yang harus nya tidak dibuka. hanya menambah hal-hal yang seharusnya saya tidak fikirkan, lalu galau, marah, berujung dengan pelampiasan saya kepada orang yang saya sebut -orang terdekat- saya saat ini.pertengkaran.
begitu seterus nya.
saya juga malu sudah berulang kali berjanji kepada nya agar tidak mengulangi lagi. nihil.

Tidak hanya satu masalah, tapi dari beberapa sudut masalah.
Apa saja saya permasalahkan. beberapa teman menganggap saya sangat "labil". Saya tidak seperti ini dulu. tp kenapa skrg?
Saya masih saja melihat kebelakang. apapun sesuatu yang berasal dari belakang, 100n tahun lalu sekalipun, masih mengganggu saya. sampai kapan seperti ini?
saya stuck dan seperti jalan ditempat.

(sigh)

Saya sedih sekarang. ingin menangis tapi tertahan. itu bukan kah itu lebih sakit?

Sabtu, 11 Desember 2010

I'm sorry, Lucky..




I always get angry to you ..

I always speak harshly to you.

I always hurt you with my attitude ..

I always show my emotions

I always make you hard ..

I often make you cry without apparent reason.

I often selfish ..

I often say, “I want to leave you”

I often say, “I don’t love you”

I often say, “Choosing you was a mistake”

I often say, “we don’t have a match”

I don’t want to think about your feelings.

I don’t want to believe you ..

I don’t want to show my love to you ..

sometimes I feel afraid, if someday you leave me when I was too deep ..

although sometimes  I seem so silly, you should know..

how deeply I love you..

Sabtu, 09 Oktober 2010

GALAU





I don't know, what I think, But I just felt my heart sick.

Pain, If I remember you.

Remember your eyes ..

your eyes, at the last moment..


Please do not judge me with your eyes
Do not.
I was torn.


eve, Felling blue..

Minggu, 12 September 2010

i miss you, my besties :)

Yesterday I went to bajubang. I saw your house, and all  memories back.
I remember with all crazy things about us.

I miss when walk away to school, and pick you first.
then you would say, "wait, i want pup"
and it makes me very annoyed.


The most ridiculous thing is, when there is a monkey that greets you when you wake up. Hahahaha, That's silly!
after that, monkeys playing your neighbor's car. you always said, he so handsome !
HAHA LOL!

very long time

so many things I want to tell you.
you miss me?
I miss you, Riri.
really miss YOU.



dedicate for my besties, Riri triana...
PS: I LOVE YOU..

Senin, 30 Agustus 2010

"Blue"


Those times when I feel "blue".
but I'll enjoy it.
tears. laughter, sadness, happiness, everything.
I just hope I can be strong enough to walk.
because I believe,
destiny will find  own way..







Minggu, 15 Agustus 2010

POHON, DAUN, DAN ANGIN (BADAI)




"Daun itu jatuh karena 2 alasan: pertama, karena pohonnya tidak bisa memegang erat daun itu hingga dia gugur dari pohonnya.. kedua karena angin yg meniup begitu kencang hingga daun itu tak berdaya dan lepas"

saya mengutip dari salah seorang teman baik saya. saya tambahkan lagi,"Ketiga karena daun nya sudah tua, kering, dan rapuh, maka mau tidak mau ia harus lepas dari pohon"

menghela nafas.

antara lega dan rasa bersalah..




****

saya berada dalam satu titik kejenuhan.
semua terlihat indah dari luar. ya.. memang indah.tapi ada satu masalah, ada duri dalam daging. ada duri yang yang menusuk dari dalam. tidak mematikan memang, tapi mengganjal. sesekali duri itu menusuk daging saya. perih. tp sulit dikeluarkan.semakin saya bergerak, duri itu akan semakin masuk kedalam daging saya.dan membuat saya sakit terus-terusan.

ada masalah yang tidak pernah ada solusi.

egois dan temperamen. itu "tabiat" dari kita, kami, aku dan dia
pada satu masa, ketika waktu kita berdua berkurang, sibuk dengan visi dan misi sendiri...
saat itulah angin kencang mulai datang.

***
hari kemarin, saya bisa berpegangangan. karena angin nya tidak kencang. saya tidak membutuhkaan bantuan untuk bertahan. masalah kecil.

tapi berbeda kali ini.duri sudah masuk kedaging saya terlalu dalam. saya tidak bisa mengeluarkan nya. saat itulah datang seseorang,seseorang yang memperhatikan saya. sesorang yang pandangan nya tidak pernah lepas dari saya. seseorang yang sudah tau saya "harta" bagi orang lain.

tapi dia buta. sengaja buta. dia berusaha menutup mata jika saya sudah dimiliki orang lain.

entah setan apa yanng merasuk waktu itu, melihat harapan dari matanya, saya merasa ingin memberi sedikit celah agar dia bisa mengenal saya. hanya kesempatan untuk mengenal saya...

**
"
I just want to tread water, but I fell too deep.."

mungkin itu istilah yang tepat.
hmm... saya hanya bermaksud menginjak air, tapi malah jatuh terlalu dalam..
yap..

saya sudah terlibat terlalu jauh. celah yang saya beri untuk mengenal saya, berubah menjadi harapan bagi orang itu.
harapan yang terus dipupuk menjadi mimpi bagi nya. mimpi untuk memiliki saya. mimpi untuk bisa menyeret saya dari pohon dan membawa saya pergi. kemana ia mau..

disaat itu saya mulai tersadar. angin begitu kencang berhembus. seperti badai.




pohon memohon. menagis agar saya tetap bersama nya. tetap menjadi daun nya, karena saya daun yang melengkapi nya. pohon tampa daun itu sangat menyedihkan.kering dan hampa.

angin masih berhembus terlalu kencang. bukan angin tapi badai.
saya daun, masih berpegangan kuat dipohon saya. berharap dia memegang saya.
tapi pohon saya ingin menyerah. dia sudah sangat rapuh...

saya nyaris terseret. jika saya terserat angin lalu jatuh ketanah dengan segala tepuk tangan dan sorai-sorai orang yang menghujat saya.

"RASAKAN ITU, DASAR DAUN LEMAH! MUDAH TERSERET ANGIN. HAHAHAHA!"

saya akan musnah.


TIDAK RELA! jika begini saya akan jadi arwah gentayangan. gentayangan dan menyedihkan. menyedihkan dengan semua penyesalan..


kalaupun saya harus mati, saya ingin mati terhormat.
kalaupun saya harus berpisah dengan Pohon saya , saya ingin banyak yang menagisi saya...
tidak seperti ini.


***

saya tidak bisa meninggalkan pohon saya begitu saja.pohon yang menjaga saya. yang memberi saya hidup melalui tubuh nya.
hanya karena badai sesaat.
kencang memang, tapi saya harus bertahan...

harus bertahan demi pohon. pohon yang juga nyaris tumbang karena badai yang kencang.

SAYA HARUS MELAWAN BADAI ITU. KARENA DIA TIDAK BERHAK MERENGGUT HIDUP SAYA.

**
finally , saya bertahan.
badai sudah saya lewati. saya masih bersama pohon saya yang sudah nyaris tumbang.

tapi saya bahagia. kalaupun pohon dan daun sudah tua dan rapuh. sebaik nya kita jatuh ketanah bersama..

bukan karena badai.






"tree, let's face storms that will come continuously.hold my hand, dear..."












Jumat, 23 Juli 2010

I LOSE YOU , MY HERO...




"when I was a kid, every morning I wake to sleep, and don't find you there, then I'll cry. then you will come to me.and carrying me on your back.I miss that moment, dad.. "
:'(


2 desember 2006
pukul 00.20 WIB

Melalui kaca , Saya melihat sosok berpakaian "pasien" itu berontak di tengah kesunyian ruang ICU di sebuah rumah sakit swasta di Ibukota Jambi.


ia dipaksa dokter dan perawat menelan selang sebesar ibu jari untuk menampung darah dari dalam tubuh nya.
yakk.. kolaborasi mematikan dari penyakit yang menyerang hati, darah tinggi dan malaria.
leveR membuat nya harus bertamu ke Rumah sakit. Padahal sejak ia hidup di dunia sampai usia 63 tahun,hanya 2 kali ia "menginap" di rumah sakit.
ini kali ke 3 dan sial nya di rumah sakit, penyakit malaria nya kambuh.malaria membuat badan ya panas tinggi, memicu darah tinggi. Lalu tiba-tiba tensi darah nya drop dan menyebabkan
pecah pembuluh darah dan menekan jantung! komplikasi yang hebat untuk membunuh seseorang!

pasien yang sedang koma itu tampak berbeda dari pasien -pasien koma lain yang hanya terbaring tak berdaya di tempatnya masing-masing. Ia berusaha mengerakan tubuh menguras semua sisa tenaga nya.seolah melawan sekuat tenaga penyakit yang menyiksa nya.

ia bergerak, gelisah, mencari , bergumam.
bergumam memanggil beberapa nama.

nama anak-anak dan istrinya.

dia pun memanggil nama saya. saya tidak berani masuk. tidak tega tepat nya.
tapi mereka menarik-narik saya . memaksa saya melihat sosok yang tengah berada di antara hidup dan mati itu.

akhir nya saya mengambil seragam wajib masuk keruang itu. tidak lupa masker.

Ruang "Kematian". begitu saya menyebut nya.
sunyi. dingin.sayub-sayub terdengar lafalan-lafalan ayat Al-Qur'an yang dilagukan.salawat-salawatan yang biasa digunakan untuk menuntun orang yang sedang mengalami Sakaratul maut. dikiri kanan ruangan terbaring orang-orang dengan berbagai penderitaan.hanya mematung di ranjang nya antara hidup dan mati. Yang terdengar paling jelas adalah bunyi mesin pengukur detak jantung. saya tidak tahu apa namanya. yang saya tahu suara "Tit.. tit.. tit.." dari mesin itu yang menentukan, masih hidup atau tidak nya seseorang yang terhubung dengan nya.

saya mulai mendekat ke sosok yang tengah bergumam gelisah tersebut. ujung kaki nya sudah mulai pucat. Ia terlihat sangat gelisah seolah tengah emncari seseorang.

saya mennyentuh nya, membenahi tangan nya. berbisik kepada nya.

"Saya disini ayah..., tenanng lah..."

hanya itu yang bisa saya bisikan kepadanya dengan air mata.
jika boleh memilih , lebih baik saya dipukuli atau dicampakan dengan hina oleh pacar saya daripada harus berada dalam kondisi seperti ini.

matanya masih terpejam,nafasnya sudah menggunakan mulut. dia terus bergerak ingin bangun. melawan semua rasa sakit. dia memangil nama saya. saya menyahuti sembari membelai nya. menenangkan nya. Ia berusaha membuka matanya. perlahan... matanya yang sudah sangat lelah berhasil menangkap bayangan saya. ia menatap saya. lama. se-lama ia mampu....

itu adalah tatapan paling menyedih kan dari nya kepada saya selama 17 tahun saya hidup dan dibesarkan oleh nya.

ia kembali memejamkan mata. ia manggut-manggut pertanda ia sudah lega.



***
saya penakut, tapi tengah malam ini saya menjadi sangat berani.
berlari ke mushola rumah sakit yang sangat sepi. sholat tahajut. membaca yasin sebanyak yang saya mampu. berulang-ulang.

saya tidak lelah tuhan. saya akan lakukan apapun yang engkau perintahkan, asal pahlawan saya bisa kembali kuat seperti biasa nya.

saya tidak tahu diri tuhan.
ingat padamu ketika disaat perlu.
tapi tolong saya kali ini.
jangan ambil dia sekarang..

jangan....

****



2 desember 2006
pukul 06.45 wib

Riuh. semua sosok yang berkepntingan dengan nya berhambur ke dalam ruang ICU yang awal nya hanya terbatas. kini dibuka begitu saja.

saya ikut menghambur kedalam. saya takut sekali waktu itu. tidak pernah setakut itu.
disana tampak beberapa kerabat berkumpul, Dokter dan perawat tengah berlomba dengan malaikat pencabut nyawa untuk menarik nya...
Suara mesin lambang malaikat maut berbunyi kencang . memburu...


"tiiiiiiiiiiiiiiiitt..."


disana..
saya melihat sosol kebanggaan saya berjuang menghadapi kematian. berjuang melawan takdir..
karena jika dia menyerah... saya akan sangat marah padanya.
karena masih banyak janji yang belum ditepati oleh nya.
saya tidak akan memafkan nya begitu saja!

saya hanya diam. tidak bernafas karena teramat takut.

Dokter dan perawat belum menyerah. ia menggunakan senjata untuk memenangkan pertempuran itu.

Senjata yang sangat menyakitkan memang untuk nya! itu beberapa kali menyetrum tubuh nya hingga membuat nya nyaris terpental dari ranjang. Tidak bereaksi.


para perawat pun memberi nafas buatan dengan Senjata lain!
Nihil. ia masih membisu.


dalam hati saya berkecamuk. antara memohon dan menghujat tuhan.


NIHIL.
Pahlawan saya menyerah....



"Ini adalah mimpi yang sangat mengerikan"
dalam mimpi pun saya tidak sudi mengalami kondisi seperti ini!

saya harap saya terbangun dari mimpi buruk ini.SEGERA!



Tapi saya tidak mimpi. ini nyata.hati saya hancur.saya tidak bisa lagi menitikan air mata...
sudah habis semalam.Rasa nya mau mati.

Walaupun saya tidak bisa memaafkan nya begitu saja, tapi ada setitik harapan untuk saya agar bisa bangkit! untuk bisa mewujudkan semua cita-citanya,

dia memang pergi, tapi dengan senyum diwajah nya.....

****


















Kamis, 15 Juli 2010

Feature for Radar Jogja :)


Tedjo Badut, Senang Bisa Membuat Orang Tertawa

Tedjo Badut, Badutnya Jogja. Membuat acara lebih meriah! Jargon itulah yang selalu melekat pada diri Sutedjo, yang kemudian akrab dengan nama Tedjo ini. Di setiap acara di Jogja, Tedjo selalu hadir dengan beragam hiburan yang dibawanya, kadang sulap, kadang wayang orang, kadang menjadi pembawa acara. Namun setiap kehadirannya, pasti para penonton terhibur. Seniman ini memang serba bisa, rupanya, memang sejak kecil talenta ini terbentuk.

Tedjo lahir di Purworejo, 18 Agustus 1960. Ia lahir dan besar dari lingkungan seni. Ayah dan ibunya merupakan seniman seni peran, lebih tepatnya seniman wayang orang yang kehidupannya selalu berpindah-pindah dari kota yang satu ke kota yang lain. Maka ketika orang tuanya pindah ke Purworejo ia pun lahir di sana.


”Saya bingung ketika ditanya, asalnya mana, aslinya mana, lahir di mana. Saya jawab saya asli Jogja, tetapi lahir di Purworejo. Di sana istilahnya numpang lahir, karena memang orang tua dulu hidupnya berpindah-pindah,” kata Tedjo mulai menceritakan pengalaman hidup berkeseniannya.




Karena selalu mengikuti kedua orang tuanya, mau tidak mau Tedjo pun hidup berpindah. Tak terhitung berapa kali ia harus keluar masuk sekolah. Namun dari kehidupan itulah ia mengenal seni yang membuat orang tuanya hidup. Hidup di lingkungan seni membuat Tedjo sangat akrab dengan dunia seni peran. Dia mulai mengenal seni tari, teater, cara mengibur orang, dan berdandan dengan make up untuk memerankan suatu tokoh tertentu.

”Pernah dulu sekolah di Jogj, terus ke kota lain, eh masuk Jogja lagi. Berkali-kali pindah sekolah. Soalnya selalu ikut orang tua wira-wiri, terbiasa dengan seni peran,” ujar Tedjo yang tak sempat meluluskan sekolah menengah pertamanya di Marsudi Luhur ini.


Memasuki tahun 70-an, pentas wayang orang mulai mengalami goncangan dan pelan-pelan ditinggalkan penontonnya. Ia pun mulai pindah ke kelompok Ramayana Ballet di Purawisata. Namun di sana pula ia menyadari bahwa kehidupan seniman tradisional tidak menjanjikan.

“Padahal kehidupan ekonomi semakin tinggi, kenyataannya memang butuh penambahan pendapatan. Apalagi setelah menikah dan memiliki anak tanggung jawab lebih besar lagi,” katanya suami dari Darsih ini.


Berangkat dari situlah ia mulai memutar otak untuk mencari tambahan bagi biaya hidupnya dan anak istrinya. Dengan skill yang dia miliki ia pun mulai merambah ke dunia entertain yang lebih dinikmati orang jaman sekarang. Dia melihat celah bahwa di Jogja sangat jarang hiburan untuk anak-anak.

”Di Jogja sangat banyak jenis hiburan. Mulai dari yang tradisional, hingga hiburan modern. Namun saya lihat, segmen untuk hiburan anak masih sangat jarang, porsinya untuk ABG (Anak Baru Gede-red) dan orang dewasa saja. Untuk perkembangan anak sendiri kurang bagus,” ujar ayah dua putri ini.



Tak jauh-jauh, ia pun tetap memilih dunia entertainmen dan memilih badut untuk segmen anak-anaknya. Ia melihat jasa badut penghibur masih sangat jarang, bahkan hampir tidak ada. Namun dalam perkembangannya sendiri, ia tidak hanya mbadut, apa yang diinginkan oleh kostumer ia berusaha melakukannya.



Badut yang selama ini ia perkenalkan adalah badut impor, dengan hidung merah dan wajah yang putih. Tetapi ia juga bisa menjadi ‘badut’ di dunia seni tradisional, apalagi ia sering berperan menjadi salah satu Punokawan.

“Punokawan itu kan ikon badut juga, tetapi tradisional. Dalam ketoprak para abdi itu yang membuat lucu. Yang penting, apapun caraku, orang selalu senang, melampiaskan dengan ketawa, karena orang seneng itu sehat,” katanya. (isa/Minati Arta)


Badut Bermuatan Pendidikan

Beraksi sebagai badut pengibur tidak begitu sulit bagi Tedjo, mengingat latar belakangnya yang sering pentas wayang orang serta berlaku jenaka menghibur penonton. Itu sudah cukup menjadi bekalnya memasuki dunia hiburan diluar seni peran.

Di kalangan teman-temannya, Tedjo memang dikenal sebagai pribadi yang ramah, pencair suasana dan jago ndagel. Sejak mengenyam bangku sekolah ia juga sangat aktif mengisi acara Agustus-an, Kartini-an, dan acara-acara seni sekolah pada waktu itu.


Sepenggal cerita Tedjo ketika duduk di bangku SMP, ia sering menggegerkan sekolah dengan ulahnya berkreasi dengan make up.


”Pernah saya memerahkan leher saya, karena melihat teman-teman saya merah juga lehernya. Saya kira sedang nge-tren yang seperti itu, jadi saya ikut-kutan memerahkan leher pakai lipstik. Guru pun memanggil saya karena hal itu, dikira saya macam-macam, ketika saya menghapus warna merah itu guru tidak jadi marah, dan malah tertawa,” ujarnya sembari tertawa mengingat kejadian itu.

Tejdo tampil sebagai badut sekitar tahun 90-an. Dengan berprofesi menjadi badut, selain dapat menghibur anak-anak, ia bisa menyisipkan muatan-muatan pendidikan. Apalagi dalam dunia anak-anak, badut kadang menjadi sosok yang menyeramkan.

“Terkadang anak-anak takut dengan orang-orang abnormal, seperti orang yang terlalu besar, terlalu tinggi, perut buncit, bahkan tidak sedikit anak-anak yang takut dengan badut. Di sini saya mencoba memberi tahu mereka, melalui sosok badut yang buncit, atau badut jangkung yang menggunakan enggrang, bahwa sosok itu juga manusia yang tidak berbahaya. Jadi tidak perlu ditakuti,” lanjut pemilik kuncir ini.

Ia selalu memperlihatkan apa yang dikenakannya cuma buatan, sehingga anak-anak mengerti dan tidak perlu takut lagi dengan sosok-sosok abnormal yang sering ia perankan. Misalnya jika ia menjadi sosok orang tinggi, ia akan memperlihatkan enggrang yang dipakainya agar anak-anak tahu itu hanya buatan.


Namun, tetap saja resiko pun kerap kali menghadang sepanjang karirnya sebagai entertainer. Misalnya saja ketika ia beraksi sebagai badut engrang, ataupun ketika tengah menghibur anak-anak dengan kostum tokoh tertentu.


”Pernah kostum saya robek ketika saya sedang melakukan pendekatan dengan anak-anak agar tidak takut dengan kostum tokoh tertentu. Itu tidak masalah bagi saya, yang penting apa yang saya lakukan bisa menghibur dan menjadi pengalaman yang tidak nakutin bagi mereka,” ungkapnya. (isa/Minati Arta)

Keseimbangan Berkesenian


Dalam aksi badutnya, Tedjo selalu menyisipkan aksi sulap. Mengenai aksi sulap yang ia mainkan, ia menggunakan trik yang cukup gampang apalagi, peralatannya ia membuat sendiri. Jarang sekali ia membeli peralatan sulap, selain harganya mahal juga untuk kreativitasnya sendiri sebagai entertainer.

Sulap yang ia mainkan bukanlah sulap yang mengandung magic seperti yang dikira orang. Menurutnya sulap itu ilmiah, bukan magic. Sehingga ia pun banyak menggunakan teori dalam membuat alat sulapnya. Misalnya teori Fisika, naik turun sebuah benda menggunakan tali, dan lain sebagainya.

Banyak pengalaman yang ia dapatkan sebagai seorang entertainer. Misalnya baru-baru ini ia menghibur anak-anak SLB (Sekolah Luar Biasa). Sebagai seorang entertainer, ia pun harus mencari cara untuk bisa membuat para siswa SLB ini tertawa.

”Jika menghadapi anak-anak tuna netra, maka saya harus mampu memainkan kata agar menarik perhatian sekaligus menghibur mereka. Lain lagi kalau menghadapi anak-anak tuna rungu, maka saya juga harus lebih menekankan gerak tubuh dan mimik wajah agar mereka mengerti apa yang saya sampaikan,” kata ayah dari Mulyaningtyas dan Murniyati ini.



Meski Sutedjo hidup dari aksi-aksi entertainernya, ia tetap tidak melupakan asal-muasalnya yang berangkat dari seni wayang orang. Hingga saat ini, ia masih aktif tampil dalam pentas wayang orang. Dalam pentasnya, ia lebih sering memainkan peran-peran penghibur yang jenaka seperti Gareng atau Bagong.

”Saya tidak akan melupakan dari mana saya berasal. Saya lahir dan tumbuh di dunia seni peran, wayang orang. Maka sampai kapan pun, saya akan tetap memberikan dedikasi bagi dunia itu, namun tetap dengan kapasitas dan talen yang saya miliki, yaitu sebagai penghibur,” ujarnya.

Sepanjang karir nya, banyak sekali suka duka yang dihadapi. Namun dengan jam terbang yang tinggi membuat semua kendala bisa teratasi. Ia pun tidak pernah kehilangan ide untuk selalu membuat orang tertawa. Sehingga ia pun bisa menikmati pekerjaannya sebagai penghibur.




Di sini ia mendapatkan kepuasan jasmani dan rohani karena ia memadukan antara hati dan pikirannya agar tercipta suatu keseimbangan.

”Dari segi jasmani, saya bisa mendapatkan materi untuk menghidupi anak istri saya. Bahkan anak-anak saya bisa sampai ke jenjang perguruan tinggi. Sedangkan dari segi rohani, saya sangat senang bisa menghibur dan menyenangkan orang lain,” ujarnya.

Hal tersebut sesuai dengan motonya yaitu ‘pusatkanlah hati dan pikiran sehingga menjadi sesuatu keseimbangan’. (isa/Minati Arta)



Minggu, 23 Mei 2010

AKULTURASI BUDAYA DI KAMPUNG INTERNASIONAL SOSROWIJAYAN




Pesona Kampung Backpacker ”Sosrowijayan”

Jika di Bali ada Popies lane, maka di Jogja ada Sosrowijayan.kawasan ini merupakan magnet bagi para wisatawan berkantong tipis untuk menikmati daya tarik Yogyakarta. Gang-gang sempit yang membaur dengan pemukiman penduduk terkadang menjadi celah akulturasi budaya para wisatawan dengan masyarakat setempat.




Matahari siang bersinar terik, namun hal iu tidak menyurutkan aktivitas wisata di jalan Malioboro. Begitu juga di Sosrowijayan.Kawasan Sosrowijayan adalah kawasan yang berada sekitar 200 m dari stasiun Tugu.Kawasan ini ditandai oleh sebuah jalan kecil ke arah barat yang bernama sama. Menghubungkan Jalan Jogonegaran dan Jalan Malioboro, Sosrowijayan dibagi menjadi dua daerah, yaitu Sosrowijayan Wetan dan Sosrowijayan Kulon. Daerah Sosrowijayan Wetan-lah yang kemudian dikenal sebagai kampung turis kedua di Yogyakarta setelah Prawirotaman. Kampung yang memiliki luas tidak lebih dari 0,2 km persegi ini merupakan kampung yang sangat unik, dengan perbaduan kultur antara Indonesia dengan kultur negara barat. Hal ini dapat terjadi dikarenakan hampir sebagian besar penduduk di Kampung Sosrowijayan bergerak di bidang jasa yang berhubungan dengan tourism, baik sebagai penilik dan pengelola hotel, pengusaha travel atau biro perjalanan, guide maupun usaha sampingan yang berkaitan dengan kehidupan hotel dan fasilitasnya seperti laundry, rumah makan, toko cindera mata maupun tourist information.


Siang itu suasana cukup ramai,meskipun menurut penduduk setempat, hari itu belum bisa dikatakan ramai dibandingkan waktu-waktu lain nya,”sekarang sih lagi ramai wisatawan, tapi biasanya bisa lebih ramai lagi. berkisar bulan juni-juli ataupun akhir tahun” ujar pak Sunuhadi,60 tahun,yang merupakan warga stempat.Tampak beberapa turis Menggendong ransel besar dipunggung nya ataupun sekedar berpakain santai sembari sibuk menikmati suasana Sosrowijayan. Selain sebagai kampung bule Sosrowijayan juga terkenal sebagai kawasan Backpacker para wisatawan dengan kocek terbatas, karena memang di daerah ini semua harga cukup terjangkau. Memasuki salah satu gang di daerah ini, terdapat Balai Pertemuan Daerah tersebut yang biasa digunakan penduduk setempat sebagai tempat pertemuan ataupun acara-acara kepentingan daerah tersebut. Menyusuri gang-gang sempit lebih jauh , terdapat sebuah lapangan bola dimana siang itu ada sekumpulan anak-anak bermain layang-layang, gundu, dan beberapa mainan tradisional lain nya. Dimalam hari biasanya kawasan ini lebih padat daripada siang hari Wisatawan banyak menghabiskan waktu disekitaran sosrowijayan pada malam hari untuk beristirahat di home stay, ataupun sekedar menghabiskan malam dengan hiburan sekitar sosrowijayan sambil berinteraksi dengan penduduk sekitar. Kebudayaan ataupun kebiasaan para wisatawan yang untuk beberapa daerah lain merupakan hal yang tabu, namun berbeda hal nya dengan di sosrowijayan. Masyarakat sepertinya telah terbiasa dan memaklumi gaya hidup dan culture para wisatawan.misalnya pulang larut, minum-minuman beralkohol, turis yang berpakaian seksi, dsb.

” Asal para turis ga mengganggu, masyarakat juga tidak akan keberatan dengan kebiasaan-kebiasaan yang dibawa dari tempat asal mereka. Toh kehadiran mereka juga membantu perekonomian masyarakat disini” ujar Ling-ling.Laki-laki berusia sekitar 30 tahun ini juga merupakan ketua Perkumpulan Gaet di sosrowijayan.. Ia yang merupakan penduduk asli sosrowijayan, mempelajasri berbagai bahasa dengan cara otodidak.
”Anggota perkumpulan gaet disini cukup banyak, namun skarang semakin berkurang karena banyak yang menjalin hubungan dangan klien mereka hingga menikah dan dibawa ke negara turis tersebut” ujar laki-laki dengan Flag di telinga nya itu.

Dengan pernikahan campur ini, terjadi perpaduan dua budaya yang berbeda. Anak dari pasangan pernikahan campur biasanya berperawakan indo (indonesia campuran).
” jangan heran kalo beberapa tahun kedepan akan banyak wajah-wajah seperti wulan guritno ataupun artis-artis blasteran indo lain nya” ujar ling-ling sembari tertawa.

Akulturasi budaya di Sosrowijayan
Persis seperti yang diungkapkan Lingling, masih dalam kawasan sosrowijayan tepat nya di sebuah cafe bernama ”Bintang” tampak beberapa meja di isi oleh beberapa turis yang tengah menikmati santap siang mereka. Tepat di beranda cafe paling depan, terlihat Laki-laki Dengan wajah ”Indonesia” yang kental, lebih tepat nya berwajah khas ”jawa” yang tengah berbincang hangat dengan seorang bule wanita berambut Blonde di hadapan nya. Laki-laki berusia 39 tahun itu bernama Agus Susalim. Dan bule wanita dihadapan nya adalah kekasih nya. Mas Agus lebih famous dipanggil Buto kenthung oleh penduduk sekitar.Agus adalah salah satu contoh penduduk sekitar yang melaksanakan pernikahan campur , karena sebelum nya ia pernah menikah dengan turis asal amerika dan mempunyai dua anak laki-laki. Selama pernikahan ia berdomisili di amerika. Namun pernikahan Agus dan Mantan istrinya bertahan 18 tahun, Karena akhirnya mereka bercerai.
”Mantan istri dan dua putra saya sekarang di amerika, saya berkunjung kesana satu tahun sekali,namun jika saya tidak bisa kesana, mereka yang akan datang kejogja” ujar laki-laki berperawakan gempal tersebut. Perpisahan nya dengan istri nya yang dahulu dikarenakan perbedaan pandangan. ” dalam menjalani hidup, saya baru memikirkan tahap pertama, namun ia telah memikirkan tahap ketiga. Selain itu, disana saya tidak mempunyai pekerjaan tetap, sehingga akhirnya kita berpisah” tambah laki-laki yang juga merupakan pemilik Home stay ”MAWAR” dan cafe Bintang tersebut. ” Anak saya di sana (amerika) wajah nya ganteng-ganteng seperti artis-artis sinetron. Salah satu nya saya beri nama Andre Michele Susalim, untuk menunjukan bahwa mereka masih ada keturunan jawa”ujar nya sembari tertawa ramah.

Budaya menjadi Daya tarik wisatawan
Agus susalim yang juga merupakan sosok yang terpandang di sekitar kampung Sosrowijayan itu menuturkan, bahwa daya tarik nya bagi turis tidak lain adalah Budaya yang ia punya. Memang saat itu agus tidak berpakaian adat jawa dan segala aksesoris nya. Sosok nya tinggi, gempal,berkulit sawo matang, rambut gondrong dengan tatoo di lengan kirinya dan pakaian santai ala bule lengkap dengan kacamata hitam yang di kaitkan diatas kepala nya. Namun ketika mulai berbincang, terlihat jelas ia adalah sosok masyarakat jawa sekaligus pecinta budaya nya. ” mantan istri ataupun Kekasih saya mencintai saya karena budaya saya, jika saya mengabaikan budaya saya, mereka malah tidak mencintai saya. Karena mereka sangat mengagumi budaya indonesia, dan mereka tidak mendapatkan itu di tempat asal mereka.” ujar anggota komunitas gamelan bali tersebut.
Penduduk sekitar, meskipun telah membaur dengan para wisatawan namun mereka masih memegang teguh budaya mereka, meskipun dilihat dari gaya hidup masyarakat sedikit banyak telah terpengaruh budaya para wisatawan, misal nya dari cara berpakaian dan segala aksesorisnya. Meski begitu, disini masih sangat kental toleransi dan tolong-menolong sesama masyarakat nya, terlihat dengan adanya perkumpulan-perkumpulan antar warga. ” Disini masyarakat masih sering mengadakan ronda untuk menjaga keamanan” ujarnya.

Terhitung sudah 5 kali perjalanan kekasih agus tersebut mengunjungi jogja, 2 kali dalam misi perkerjaan, dan 3 kali setelah nya dalam misi menemui pria jawa yang menjadi kekasih nya itu. Biasanya kunjungan wanita bernama Ria Van Huffle sekitar 7-10 hari. ” jogja sangat menarik,di negara saya, kegiatan saya hanya istirahat dirumah, berkerja, beraktivitas, kembali lagi kerumah, begitu seterus nya. Tidak terlalu perduli dengan tetangga. Berbeda dengan disini. Masyarakat begitu ramah” Ujar nya wanita yang berprofesi sebagai desainer Furniture tsb. Ia juga menambahkan, jogja sebagai kota dengan budaya yang masih terjaga, menjadi kota yang sangat inspiratif bagi karya-karya nya. ” saya bisa mendesain dimana saja dan kapan saja,dan saya rasa jogja kota yang sangat menarik sebagai tempat untuk mencari inspirasi” tambahnya sembari tersenyum.