"when I was a kid, every morning I wake to sleep, and don't find you there, then I'll cry. then you will come to me.and carrying me on your back.I miss that moment, dad.. "
:'(
2 desember 2006
pukul 00.20 WIB
Melalui kaca , Saya melihat sosok berpakaian "pasien" itu berontak di tengah kesunyian ruang ICU di sebuah rumah sakit swasta di Ibukota Jambi.
ia dipaksa dokter dan perawat menelan selang sebesar ibu jari untuk menampung darah dari dalam tubuh nya.
yakk.. kolaborasi mematikan dari penyakit yang menyerang hati, darah tinggi dan malaria.
leveR membuat nya harus bertamu ke Rumah sakit. Padahal sejak ia hidup di dunia sampai usia 63 tahun,hanya 2 kali ia "menginap" di rumah sakit.
ini kali ke 3 dan sial nya di rumah sakit, penyakit malaria nya kambuh.malaria membuat badan ya panas tinggi, memicu darah tinggi. Lalu tiba-tiba tensi darah nya drop dan menyebabkan
pecah pembuluh darah dan menekan jantung! komplikasi yang hebat untuk membunuh seseorang!
pasien yang sedang koma itu tampak berbeda dari pasien -pasien koma lain yang hanya terbaring tak berdaya di tempatnya masing-masing. Ia berusaha mengerakan tubuh menguras semua sisa tenaga nya.seolah melawan sekuat tenaga penyakit yang menyiksa nya.
ia bergerak, gelisah, mencari , bergumam.
bergumam memanggil beberapa nama.
nama anak-anak dan istrinya.
dia pun memanggil nama saya. saya tidak berani masuk. tidak tega tepat nya.
tapi mereka menarik-narik saya . memaksa saya melihat sosok yang tengah berada di antara hidup dan mati itu.
akhir nya saya mengambil seragam wajib masuk keruang itu. tidak lupa masker.
Ruang "Kematian". begitu saya menyebut nya.
sunyi. dingin.sayub-sayub terdengar lafalan-lafalan ayat Al-Qur'an yang dilagukan.salawat-salawatan yang biasa digunakan untuk menuntun orang yang sedang mengalami Sakaratul maut. dikiri kanan ruangan terbaring orang-orang dengan berbagai penderitaan.hanya mematung di ranjang nya antara hidup dan mati. Yang terdengar paling jelas adalah bunyi mesin pengukur detak jantung. saya tidak tahu apa namanya. yang saya tahu suara "Tit.. tit.. tit.." dari mesin itu yang menentukan, masih hidup atau tidak nya seseorang yang terhubung dengan nya.
saya mulai mendekat ke sosok yang tengah bergumam gelisah tersebut. ujung kaki nya sudah mulai pucat. Ia terlihat sangat gelisah seolah tengah emncari seseorang.
saya mennyentuh nya, membenahi tangan nya. berbisik kepada nya.
"Saya disini ayah..., tenanng lah..."
hanya itu yang bisa saya bisikan kepadanya dengan air mata.
jika boleh memilih , lebih baik saya dipukuli atau dicampakan dengan hina oleh pacar saya daripada harus berada dalam kondisi seperti ini.
matanya masih terpejam,nafasnya sudah menggunakan mulut. dia terus bergerak ingin bangun. melawan semua rasa sakit. dia memangil nama saya. saya menyahuti sembari membelai nya. menenangkan nya. Ia berusaha membuka matanya. perlahan... matanya yang sudah sangat lelah berhasil menangkap bayangan saya. ia menatap saya. lama. se-lama ia mampu....
itu adalah tatapan paling menyedih kan dari nya kepada saya selama 17 tahun saya hidup dan dibesarkan oleh nya.
ia kembali memejamkan mata. ia manggut-manggut pertanda ia sudah lega.
***
saya penakut, tapi tengah malam ini saya menjadi sangat berani.
berlari ke mushola rumah sakit yang sangat sepi. sholat tahajut. membaca yasin sebanyak yang saya mampu. berulang-ulang.
saya tidak lelah tuhan. saya akan lakukan apapun yang engkau perintahkan, asal pahlawan saya bisa kembali kuat seperti biasa nya.
saya tidak tahu diri tuhan.
ingat padamu ketika disaat perlu.
tapi tolong saya kali ini.
jangan ambil dia sekarang..
jangan....
****
2 desember 2006
pukul 06.45 wib
Riuh. semua sosok yang berkepntingan dengan nya berhambur ke dalam ruang ICU yang awal nya hanya terbatas. kini dibuka begitu saja.
saya ikut menghambur kedalam. saya takut sekali waktu itu. tidak pernah setakut itu.
disana tampak beberapa kerabat berkumpul, Dokter dan perawat tengah berlomba dengan malaikat pencabut nyawa untuk menarik nya...
Suara mesin lambang malaikat maut berbunyi kencang . memburu...
"tiiiiiiiiiiiiiiiitt..."
disana..
saya melihat sosol kebanggaan saya berjuang menghadapi kematian. berjuang melawan takdir..
karena jika dia menyerah... saya akan sangat marah padanya.
karena masih banyak janji yang belum ditepati oleh nya.
saya tidak akan memafkan nya begitu saja!
saya hanya diam. tidak bernafas karena teramat takut.
Dokter dan perawat belum menyerah. ia menggunakan senjata untuk memenangkan pertempuran itu.
Senjata yang sangat menyakitkan memang untuk nya! itu beberapa kali menyetrum tubuh nya hingga membuat nya nyaris terpental dari ranjang. Tidak bereaksi.
para perawat pun memberi nafas buatan dengan Senjata lain!
Nihil. ia masih membisu.
dalam hati saya berkecamuk. antara memohon dan menghujat tuhan.
NIHIL.
Pahlawan saya menyerah....
"Ini adalah mimpi yang sangat mengerikan"
dalam mimpi pun saya tidak sudi mengalami kondisi seperti ini!
saya harap saya terbangun dari mimpi buruk ini.SEGERA!
Tapi saya tidak mimpi. ini nyata.hati saya hancur.saya tidak bisa lagi menitikan air mata...
sudah habis semalam.Rasa nya mau mati.
Walaupun saya tidak bisa memaafkan nya begitu saja, tapi ada setitik harapan untuk saya agar bisa bangkit! untuk bisa mewujudkan semua cita-citanya,
dia memang pergi, tapi dengan senyum diwajah nya.....
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar