Jumat, 21 September 2012

I'm mother of baby kitty

Welcome home, my baby kitty.


--> I first saw this babies on a summer night 18 september 2012. I found them crying when I crossed street "gang" my home (KOS). Initially I only enter two kittens into the ownerless bajaj to be safe from the highway. People around  said their mother never came. The next day when in the morning I went to work and at night when I go home.  I always peek them and make sure they are safe. And always every time I pass, them with all strength meow-ing like them crying. I am still trying indifferent to them, even though my heart is really sad. I intend to find them with her mother and then I brought their mother and them to come home. Until 20th september their mother was never found. I caught a few female cat and enter into the bajaj, and get them raging at me and scratched my hand. well , not their kitten's mother. Then people pointed  a old female cat looking very bad condition.  They said it was their  mother was seriously ill.  But I don’t know  it's really true or not. Maybe their kitten is removed  from other areas by humans. Until I found another kitten separated from bajaj, sitting beside the guard post, his color is black with a white muzzle. Barely visible in the dark evening. He sat like an adult cat, but the move still faltering, He walk come to me… Since then , I  can’t hold my heart.  Sad and melancholy. I carry pickaback them,  I decided to adopt them.



  
(at bajaj) 
  
(His eyes said, "Take me with you.. please") 

-->


So… kids, let’s grow up my baby kitty. You must eat, you must life even without your mother, you’re strong! I’ll always be there for you…. :”<


Jumat, 07 September 2012

Mahluk bersinar dan Gadis dengan senyum merah jambu

Sebuah dongeng musim panas.

Senyum merah jambu dan kupu-kupu terbang diperut.




Pertemuan itu terjadi pada suatu petang di penghujung musim panas.
Setelah berlari larian di tengah kota, badan mu basah antara perpaduan guyuran gerimis malas dan keringat. Padahal saat itu adalah hari penting bagi mu. Hari dimana kamu mulai berusaha untuk menafkahi dirimu sendiri. Saat itu kamu pertama kali melihatnya. Seorang pria menawan bertubuh menjulang.

Mengapa semakin hari kamu semakin mengagumi nya?
kamu juga tidak mengerti.
kamu hanya cukup merasa senang dengan melihatnya. Dia menghiasi hari-hari mu yang sepi ditengah kerasnya perjuangan  untuk bertahan hidup sendiri di tengah kota yang angkuh ini.

Day by day, month after month. You just sit and watch him
Kamu hanya menonton. Kamu hanya mengintip. Dan kamu hanya mengikuti bayangan nya. Kamu hanya mencuri wajah nya dan membawanya jauh ke duniamu. Bagaimana itu sudah bisa menjadi hal yang luar biasa bagimu?

Banyak desas desus yang kadang mengganggu mu. jika begitu kamu memilih menghindar dan pergi, Pikirmu, kamu tidak pernah berusaha mengganggunya. Siapa yang peduli?

Seperti...
Bagaimana bisa wajahmu memerah ketika ia  berganti baju tidak jauh dari tempatmu duduk? dan hanya kamu yang melihat itu.
Bagaimana kamu kesulitan menahan kecanggungan ketika pada suatu pesta dan dia tiba-tiba berdiri disampingmu.
Bagaimana perasaan mu ingin meledak ketika berjam-jam dihadapanmu disunguhkan wajah menawan yang diterpa sinar bulan pada suatu malam musim panas disebuah kedai tuak.
Bagaimana rasanya ketika ia menyapamu lalu kamu bersembunyi sembari meloncat kegirangan?
Bagaimana ketika kamu mencuri-curi waktu untuk memandangnya ditengah teriknya panas matahari dengan beberapa gelas kopi dan nampan ditnganmu.
Bagaimana kamu begitu takjub ketika membawakan tas milik nya yang panjang nya nyaris setengah tubuhmu.
Bagaimana kamu ingin waktu menjadi bergerak begitu lambat ketika berpapasan dengannya.
Bagaimana kamu merasa dia begitu bersinar sementara kamu hanya memandanginya dari kegelapan. 

Begitulah. 
Sementara kamu di matannya?
Mungkin kamu hanya..
Seorang gadis pembawa nampan berisi kopi dan teh.
Seorang gadis yang bisa disuruh nya untuk megambil pengeras suara,
Seorang gadis bahan empuk untuk ditertawakan  dan selalu jadi korban penindasan ratu antagonis dalam dongeng-dongeng?
Seorang gadis aneh yang acuh dan angkuh dengan segala image buruk disekelilingnya? atau....yang lebih buruk...
Dia bahkan tidak mengenalmu..
HA-HA-HA.



entahlah.
Kamu sering memikirkan hal itu untuk dirimu sendiri , tapi berkali-kali kamu akan berkata. "Siapa yang perduli?"
Begitulah, selalu kamu menjadi pencuri. pencuri yang pemalu.

Mengapa? selama itu kamu hanya duduk dan menonton?
tidak pernah berusaha berada 2 langkah lebih dekat darinya didunia nyata. Bukan hanya berani di dalam mimpi mimpi mu saja? 
Kamu terlalu pemalu, juga penakut.
Apa kamu kurang percaya diri?
atau gengsi mu yang setinggi nirwana itu?
Yah kamu adalah gabungan antara keduanya.

Kamu sangat tidak percaya diri sedangkan harga dirimu lebih tinggi dari langit ketujuh.

Sampai detik ini, logika mu  akhirnya memutuskan untuk mengembalikan bayangan nya yang sudah kamu curi hingga beratus-ratus hari. Kamu tidak ingin ia terus hidup dalam duniamu jauh.. dan semakin dalam.
Kamu tidak ingin merasakan seperti di dalam biang lala. Seolah berjalan namun kenyataan nya tidak kemana-mana. Hanya membuat jantung mu nyeri berputar kesana kemari. Dan setelah ini kamu akan menguncinya rapat-rapat. menguburnya di dalam-dalam, abadi didalam bumi.


Ini hanyalah rangkuman dari beberapa potongan cerita dan adegan-adegan pengantar tidur.
Sebuah Dongeng tentang mahluk bersinar dan gadis dengan senyum merah jambu.






Selasa, 04 September 2012

Another random night



Aku merasa sedang berada di titik bawah dalam proses menuju pendewasaan ini. Saat dimana gamang akan jalan hidup yang aku pilih. Saat dimana aku merasa tidak berguna. Dimana aku yang penuh imajinasi dan khayalan –khayalan bodoh yang mewarnai hari hari ku? Sudah aku pupuk semangat sejak awal aku menginjakan kaki dan memutuskan untuk hijrah ke kota ini. Aku putuskan untuk melawan arus, dan  mencoba bertahan di sini. Sendiri.
Sejak awal itu tidak mudah. Melewati ujian demi ujian, proses belajar dari nol, beradaptasi berusaha mengenal lingkungan disekitar belajar agar bisa “diterima”.  Yah aku tahu. Semua orang sukses diluar sana pernah mengalami fase seperti yang aku alami sekarang--- kecuali dia terlahir sebagai anak konglomerat yang harta kakek buyutnya tidak habis tujuh turunan.
Dan alhamdulilah, pelan-pelan aku bisa melewati nya. Aku sudah mulai nyaman berinteraksi, dan berusaha mengerti tiap karakter-karakter orang yang aku temui.
Hanya saja… kenapa tiba-tiba malam ini semangat ku hilang?
Aku merasakan tersesat kembali seperti diawal aku menginjakan kaki dikota ini. Seperti anak kelinci yang tersesat di hutan rimba.
Berkali kali aku push- semangat hingga On kembali.
Yah, mungkin aku hanya perlu sedikit dorongan dari orang-orang terdekatku. Seperti ketika aku mudik lebaran kemarin, support dan kasih sayang keluarga dan sahabat-sahabat menghasilkan energi yang luar biasa untuk kembali ke Ibu kota.
Bagi mereka aku hebat. Berani menginjakan dan berusaha mencari nafkah di kota sebesar ini? Sendiri?  Bukan hebat, lebih tepat nya nekat.

Yah. Mungkin tadi malam aku hanya sedang kesepian. Aku hanya butuh perhatian dan suntikan  semangat dari  orang-orang yang ku sayang.

Tadi malam aku habiskan untuk berjalan-jalan sendirian. Berharap hutan-hutan beton yang megah itu bisa menghiburku.

Menumpangi bis kota tua yang lumrah sebagai transportasi orang orang kelas menegah kebawah. sebuah paradok ketika melihat kiri dan kanan hanya kemegahan ibu kota dan lampu-lampu yang menghampar bak langit malam cerah yang ditaburi bintang.
Aku mengunjungi One Pasific place yang terletak di salah satu gedung pencakar langit dikota ini. Bisa dibilang itu adalah komplek pertokoan yang sangat elit.
Pengunjung nya sangat sangat berbeda dari yang aku temui di dalam bis kota tadi.
Mereka berpakaian rapi, sepatu mengkilat, kulit yang bersih, tubuh yang harum dengan dibalut pakaian merk-merk ternama.
Aku berkaca. Meng-inventaris apa yang melekat dalam tubuh ku.
Aku mengenakan jins murah yang tidak bersetrika, sneakers belel, ransel butut bermerk yang aku dapatkan dari sebuah pasar loak,  dan kaos butut bernoda terkena tumpahan es cappuccino pada pagi hari nya. Dan lebih parah nya, aku berjalan-jalan sendirian. Jadilah aku seperti kurcaci yang tersesat di negri para dewa.
Bahkan penjaga toko pun beradandan lebih CLING dari ku. Hahaha.
Tidak apa-apa, terkadang menertawakan diri sendiri itu adalah hiburan.

Hmm…Anyway. Aku bisa sampai tempat itu karena ingin mengunjungi sebuah toko buku ternama. Aku ingin mengintip seorang penjaga toko buku manis dan pemalu yang aku temui kira-kira satu setangah bulan yang lalu. Entahlah.. aku hanya penasaran.
Tapi dua kali aku kesana dan tidak menemukan apa-apa.

Pulang nya, aku membeli dua buah lampu tidur yang berbentuk orang-orangan salju lengkap dengan syal dan kumpluknya. Aku mendapatkan nya dijajakan disebuah bis kota jelek di sebuah terminal di jakarta selatan Dengan harga 10 ribu rupiah. Lampu itu sangat manis, karena bisa berganti-ganti warna. Dan jadilah mereka sebagai penghuni baru singgasana ku.

Kira-kira  begitulah caraku untuk mendongkrak semangat dan menghibur diri sendiri ketika semangatku mulai pudar, dan sekarang semangat ku kembali berkobar. Lagi dan lagi.



Yah, Aku hanya berharap bisa sedikit melunakan ke kerasan mu, Ibu kota. Mari bersahabat dengan ku.

Sedikit selingan, mungkin lagu yang bisa mendeskripsikan diriku saat – saat seperti ini adalah lagu Duran duran – Ordinary world.




 Came in from a rainy Thursday
On the avenue
Thought I heard you talking softly

I turned on the lights, the TV
And the radio
Still I can't escape the ghost of you

What has happened to it all?
Crazy, some are saying
Where is the life that I recognize?
Gone away

But I won't cry for yesterday
There's an ordinary world
Somehow I have to find
And as I try to make my way
To the ordinary world
I will learn to survive


Passion or coincidence
Once prompted you to say
"Pride will tear us both apart"
Well now pride's gone out the window
Cross the rooftops
Run away
Left me in the vacuum of my heart

What is happening to me?
Crazy, some'd say
Where is my friend when I need you most?
Gone away

Papers in the roadside
Tell of suffering and greed
Here today, forgot tomorrow
Ooh, here besides the news
Of holy war and holy need
Ours is just a little sorrowed talk

And I don't cry for yesterday
There's an ordinary world
Somehow I have to find
And as I try to make my way
To the ordinary world
I will learn to survive


Every one
Is my world, I will learn to survive
Any one
Is my world, I will learn to survive