Jumat, 22 Juni 2012

Routines

Malam cerah di Ibukota. Sama seperti beberapa malam yang sudah-sudah. Pulang lebih dari azan isa. Bahkan lebih larut lagi.

 Melangkah keluar pagar dari rumah yang merupakan tempat mencari sesuap nasi,  namun bagi nya lebih mirip rumah pertama bahkan dibanding tempat dia menghabiskan berpuluh-puluh malam dan bermimpi disana. Pagar akan dibukakan dengan ramah dengan 1 atau 2 dari pengawal-pengawal berbadan besar. Sambil tersenyum dan mengucapkan selamat jalan.
 Dia berjalan lambat, disebrang pagar sudah disambut sapa ramah tukang tambal ban yang merangkap tukang ojek, dan seorang pria paruh baya dari barat jawa yang membuka warung gerobak. “Neng.. balik neng?” kadang-kadang sambil melambai-lambaikan tangan.Lucu sekali. Dia melanjutkan perjalanan, santai. Sambil menikmati pemandangan megah disana.Disekelilingnya sudah berdiri kokoh gedung-gedung tinggi,, lampu kelap kelip disegala penjuru, manusia-manusia cantik dan tampan , dengan bungkusan ternama sangat banyak mereka disana. Tapi mengapa mereka terlihat begitu seragam?Dia 
mengeleng-gelengkan kepala.



92c0f0f85c73cb6eb586d74c3da8be39_large

 “Tempat ini yang terlalu megah, atau aku yang begitu kecil? “ – Celetuknya.Celetukan yang tidak akan pernah di dengar siapa pun disini, karena semua begitu riuh, sibuk, dan terburu-buru. Orang-orang disana berjalan degan langkah cepat. Dia pun mulai mempercepat langkahnya. Tapi untuk apa?

Tidak ada yang menunggu nya di kamar.
 Kini dia berhenti di sebuah penyebrangan pejalan kaki yang begitu ramai menanti gajah-gajah dan kuda besi sedikit mengurangi keegoisan mereka untuk berhenti sejenak dan memberi jalan. Menunggu sembari memasukan kedua tangan ke kantong jacket tebalnya yang kebesaran. Membenarkan letak syalnya yang kedodoran, lalu memandangi langkah suede  boots-nya yang terlihat begitu kecil. Disebuah kamar mungil, yang belum ada kotak berusara dan bergambar yang hampir dimiliki semua manusia modern abad ini… disana dia menghabisan malam. Merenung, dan berfikir. Ingin sekali segera menjadi dewasa dalam waktu yang sebenarnya, bukan hanya sekedar dari deret angka-angka penuh kenangan yang sudah lewat,. Ingin sekali ia menampik semua anggapan miring tentangnya,, orang-orang yang berada digaris sebrang yang kerap berkata bahwa ia tidak pernah menjadi dewasa, dia hanya bertingkah mengikuti bentuk fisik dan ‘kemasan’ nya. Benarkah dia tidak pernah benar-benar dewasa? Untuk itu dia berada disini. Meski semuanya tidak mudah, tapi dia berusaha… Sebagai titik balik, dan pembuktian mungkin? Serta, setiap malam dia menumpuk rindu untuk orang-orang terkasih disekitarnya. Orang tua, saudara, dan sahabat-sahabat tersayang.
Rindu..Rindu.. Rindu,Mengapa kata Rindu  menjadi begitu indah didengar?Apa karena belum tau kapan waktu yang tepat untuk mengobatinya?Kebersamaan menjadi begitu berati, hanya kenangan-kenangan manis yang menjadi pengantar mimpi yang indah.Dia pun terlelap dibuai dengan sedikit keriuhan kecil dari deretan lampu kelap-kelip, sinar kuning lampu jalanan di depan balkon terasa seperti buaian bulan, dan beberapa gambar-gambar hidup penuh senyum yang tergantung  di dinding kamar, wajah orang-orang terkasih..Meski ada dari mereka yang pergi meninggalkan nya , dengan alasan yang sungguh tidak bisa diterima hati dan otak.  Pagi datang. Membuka mata dengan disambut suara wanita yang paling dikasihinya di Dunia ini  melalui sebuah jaringan. Dia mandi, lalu bersiap melangkah kembali . Bekerja. Begitulah seterusnya.

it’s so me… :(

 Kadang dia mengahabiskan malam sendiri saja., Kadang dia menghabiskan malam dengan beberapa sahabat. Dimana salah satu sahabat itu adalah ‘musuh’ di masa lalu. Karena beberapa kondisi mereka harus bermusuhan. Tapi kenapa justru kini menjadi teman yang sangat dekat?
Terkadang, Teman nya itu datang dengan membawakan sepotong ayam, sebungkus coklat, salad atau sebotol air mineral. Itu sangat manis. Bahkan saat ini, Dia jauh lebih menyayangi teman nya itu dibanding seorang yang menjadi alasan mereka harus bermusuhan di masa lalu. Hihi..
 Setidaknya , Musuh menjadi sahabat itu lebih baik daripada orang yang kamu anggap sahabat  tapi malah menyakitimu dengan sama sekali tidak menggunakan otak dan hatinya, itu lebih buruk daripada..... Ah yasudahlah...
Toh setiap orang akan menuai benihnya masing-masing.
 

Oke, Selamat malam para Zombie dan Robot.
 




Kota pejalan cepat, 20 Juni 2012


Minati arta  

Jumat, 08 Juni 2012

Another My dream Wish : J A K A R T A

"Kerlap kerlip hutan beton,lalu lalang kendaraan,orang-orang dengan langkah yg terburu-buru , 2 kantong belanja, dan penyebrangan pejalan kaki..."



Hello, There...
Lumayan lama juga aku sedikit mengacuhkan room curhat ku yang satu ini karena beberapa kesibukan mulai dari cari kerja, cari kerja, cari kerja, dapet kerjaan, sampe kelimpungan karena sibuk kerja. hihihi.
Finally,  setelah +- 3 bulan nganggur dapet juga pekerjaan yang memang agak "Sreg" dihati. Dan bisa dong postingan kali ini dikasih judul, Another my dream wish 5 months ago : Working in Jakarta, And I can make it happen, yeah!  ;)

Tapi semua gak berhenti disitu aja.
Aku memilih bergabung menjadi Penduduk JAKARTA.
Ibukota Indonesia, Kota besar, Kota Metropolitan, Kota yang sangat sibuk, Kota yang tidak pernah tidur, Kota yang  jujur dan Blak-blak-an...Kota dimana tempat banyak mimpi berlabuh dari berjuta-juta orang didalam nya. Ada banyak habit dari kota ini yang tidak bisa aku temui di kota-kota lain, salah satunya adalah penduduk nya berjalan dengan langkah cepat dan seperti terburu-buru. Mereka seperti dikejar-kejar hantu bertopeng waktu.

Aku yang sudah terlalu dimanja dengan kenyamanan Jogjakarta dan tiba-tiba harus berpindah tempat di Jakarta sempat mengalami "stress ringan". Di Jogja kehidupan bersama seorang kakak yang protektiv dan bawel, bersama seorang asisten rumah tangga yang (maap) mirip perpaduan antara preman dan pembunuh bayaran (namun sangat baik hati) bernama mas beni, dan kadang Ibuku mengunjungi kami di Jogja. Dimana ketika di Jogja nyaris tidak pernah naik angkutan seperti taxi, bajaj, ojek, busway... apalagi Kopaja. Disini mau enggak mau harus mencicipi berbagai angkutan itu. Selain bengkak diongkos, Rute yang rumit dan melelahkan, belum ditambah Siksaan macet juga benar-benar..... ARGGGGHHHH!
Bisa aku rasakan kini mengapa penduduk jakarta begitu haus akan liburan. Capek pulang kerja pengen cepet pulang lalu tidur tapi justru malah harus menghadapai macet terlebih dahulu. Bagi yang tidak cukup kuat mental memang enggak akan mungkin betah tinggal disini. Seperti semalam, saat pulang kerja naik kopaja butuh waktu 1 jam lebih padahal hanya rute Hang tuah - radio dalam yang bisa ditempuh dalam waktu 5-10 menit! 




Antara macet dan megah nya Ibu Kota JAKARTA
(Sumber : Google.com)   


Disini juga harus merasakan tinggal dikos-kosan. Makan pun cari dan beli sendiri atau 'gak akan makan. Beda saat tinggal di Jogja sedikit-sedikit minta tolong mas beni. Dini aku tinggal disebuah kamar kos yang terbilang cukup murah untuk ukuran kos-kosan dijakarta dan khususnya di daerah radio dalam yang memang terbilang daerah yang cukup dekat dari pusat aktivitas jakarta.
Meski terbilang murah kamar ini sangat nyaman. Kamar imut-imut dengan 2 pintu dan banyak jendela. Juga ada balkon khusus milik pribadi. 






                                                                           

(Pemandangan keluadengan posisi tidur. Malam dan siang)




And how about Work? 
#PFFFFFFFFFTTTTTTTTTTTTTTTTTTT~
Banyak sekali yang sangat ingin aku ceritakan disini, tapi.......................
Belum saatnya. HA-HA-HA
Aku bekerja disebuah Production house iklan yang menurutku cukup ternama di Jakarta. Aku bisa menilai seperti dari banyaknya job iklan yang tidak pernah berhenti datang.
Disini aku terhitung masih Trainee hingga 3 bulan pertama.


Ketika dikantor aku mengerjakan pekerjaan dari dasar mulai dari fotocopy, ngeprint, bantu ini itu, itu dan ini, sambil mulai belajar tugas-tugas.

(Syuting) 

Salah satu hobby ku dikantor adalah : Bikin kopi atau ice cappucino. Alasan nya? Apalagi kalo agar mata JRENGGG! dan stop menguap berkali-kali. Baru terasa buruk sekali kebiasaan "ngebo" ku ketika sudah bekerja seperti ini.




(Kemacetan dipagi hari didepan kantor) 





(Sehabis kerja kadang-kadang menyempatkan hangout terlebih dahulu jika ada teman. Tidak jarang juga menghabiskan waktu sendiri) 

And How about love?
SUPER PFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFTTTT!!
Until now...I'm still single. Almost 1 year, hahaha! :p
Disini waktu ku aku habiskan untuk bekerja bekerja dan bekerja. Jangankan pacar, teman dekat laki-laki pun aku tidak punya.
Aku mungkin hanya belum jatuh cinta lagi. Akan aku simpan jatuh cinta itu hingga nanti ketika bertemu dengan orang dan chemistry yang tepat, Dan lebih indah pastinya :) 


Kota pejalan cepat, 9 juni 2012



Minati Arta