Rabu, 26 Desember 2012

Hujan 16 Desember

Hujan 16 desember 2012.
hujan deras.

Hati yang biru. motor butut dengan sadel yang patah dan mati hidup sepanjang perjalanan menuju rumah. Dengan susah payah aku memakai jas hujan compang camping. Tidak lupa ku simpan sepatu biru cantik itu agar tidak basah tersiran hujan. sepatu yang baru ku beli semalam. Ku beli agar kaki ku terlihat manis. kubeli untuk bermalam minggu. aku  memilih mengengkol motor itu dengan kaki telanjang, berkali-kali sepanjang perjalanan selatan-barat dan diguyur hujan deras. kaki ku sakit, tapi aku lebih sayang dengan sepatu itu.

***
Aku berdandan manis. seperti badut mungkin.
menghabiskan beberapa uang untuk membeli baju manis, sepatu manis , dan melukis wajahku agar terlihat seperti perempuan. tapi mungkin lebih terlihat seperti waria yang mangkal di taman hiburan.
Dihadapkan dengan pilihan pilihan sulit. kunci kawat yang menempel di graham atas ku lepas. dan ujung kawatnya menusuk nusuk gusiku, jika aku tidak kedokter saaat itu juga maka aku akan  kesakitan hingga 3 hari kedepan karena sang dokter menutup rumah prakteknya pada sabtu dan minggu. aku mengabaikan ajakan sahabat sahabatku untuk pergi sesuatu acara.
aku memilih datang sendiri ke acara itu. acara yg benar-benar asing bagiku. Wajah aneh dengan make up, memakai dress selutut, dan sepatu haktinggi 5 centi yang terasa sangat berat di kaki ku. seperti enggrang.

menonton pertunjukan. hanya menonton wajah itu. tersenyum sendiri.
tapi mungkin aku tidak terlihat dibalik gelap nya kursi audience.
aku hanya ingin sedikit memamerkan dandananku hari ini. aku jadi wanita..
dan aku berhasil. hanya 15 menit. lalu seseorang itu membawakan tasku dan menggendongku sepanjang jalan menuju parkiran karena sepatu tinnggi sialan itu membuat kakiku sakit.
malam yang indah. Sangat indah.

***
Kembali kepada hujan 16 desember.
Sore dimana  kamu merasa bodoh. dan dibodoh-bodohi.
Merasa diabaikan. tidak diakui.

Lalu, aku lanjutkan perjalan menerjang hujan dan motor butut untuk segera sampai dirumah.

masih bisa kurasakan di dalam benak ada suara bertanya.

"Masih kurang sakit min..?"

"Sakit.."

Gumam ku. 



 






Jumat, 21 Desember 2012

The toothless girl



Hello.
This is one of my random night.
Nothing to do. No heart . No love.

I just being in pain because my two teeth is revoked
I feel my body shivering. 4 teeth must be revoked from my mouth . There are still two teeth must be revoked ARRRGGGGHHHHH.......

Bit of my story. I put on braces in my teeth or famous word here ; "Behel"
You can see my photo album collection. Very rarely do I pose to show my teeth, because I was not confident with my big teeth. hihihi

Actually,  since been a long time  I want to put the braces in my teeth. It relates to money, of course. Now, I was able to reach  money for my self, then I'll buy what I need. happy!

So ... This is me now.
The toothless girl with a row of iron railings in her teeth.

Hehehe,
OK BYE! : D



Jumat, 21 September 2012

I'm mother of baby kitty

Welcome home, my baby kitty.


--> I first saw this babies on a summer night 18 september 2012. I found them crying when I crossed street "gang" my home (KOS). Initially I only enter two kittens into the ownerless bajaj to be safe from the highway. People around  said their mother never came. The next day when in the morning I went to work and at night when I go home.  I always peek them and make sure they are safe. And always every time I pass, them with all strength meow-ing like them crying. I am still trying indifferent to them, even though my heart is really sad. I intend to find them with her mother and then I brought their mother and them to come home. Until 20th september their mother was never found. I caught a few female cat and enter into the bajaj, and get them raging at me and scratched my hand. well , not their kitten's mother. Then people pointed  a old female cat looking very bad condition.  They said it was their  mother was seriously ill.  But I don’t know  it's really true or not. Maybe their kitten is removed  from other areas by humans. Until I found another kitten separated from bajaj, sitting beside the guard post, his color is black with a white muzzle. Barely visible in the dark evening. He sat like an adult cat, but the move still faltering, He walk come to me… Since then , I  can’t hold my heart.  Sad and melancholy. I carry pickaback them,  I decided to adopt them.



  
(at bajaj) 
  
(His eyes said, "Take me with you.. please") 

-->


So… kids, let’s grow up my baby kitty. You must eat, you must life even without your mother, you’re strong! I’ll always be there for you…. :”<


Jumat, 07 September 2012

Mahluk bersinar dan Gadis dengan senyum merah jambu

Sebuah dongeng musim panas.

Senyum merah jambu dan kupu-kupu terbang diperut.




Pertemuan itu terjadi pada suatu petang di penghujung musim panas.
Setelah berlari larian di tengah kota, badan mu basah antara perpaduan guyuran gerimis malas dan keringat. Padahal saat itu adalah hari penting bagi mu. Hari dimana kamu mulai berusaha untuk menafkahi dirimu sendiri. Saat itu kamu pertama kali melihatnya. Seorang pria menawan bertubuh menjulang.

Mengapa semakin hari kamu semakin mengagumi nya?
kamu juga tidak mengerti.
kamu hanya cukup merasa senang dengan melihatnya. Dia menghiasi hari-hari mu yang sepi ditengah kerasnya perjuangan  untuk bertahan hidup sendiri di tengah kota yang angkuh ini.

Day by day, month after month. You just sit and watch him
Kamu hanya menonton. Kamu hanya mengintip. Dan kamu hanya mengikuti bayangan nya. Kamu hanya mencuri wajah nya dan membawanya jauh ke duniamu. Bagaimana itu sudah bisa menjadi hal yang luar biasa bagimu?

Banyak desas desus yang kadang mengganggu mu. jika begitu kamu memilih menghindar dan pergi, Pikirmu, kamu tidak pernah berusaha mengganggunya. Siapa yang peduli?

Seperti...
Bagaimana bisa wajahmu memerah ketika ia  berganti baju tidak jauh dari tempatmu duduk? dan hanya kamu yang melihat itu.
Bagaimana kamu kesulitan menahan kecanggungan ketika pada suatu pesta dan dia tiba-tiba berdiri disampingmu.
Bagaimana perasaan mu ingin meledak ketika berjam-jam dihadapanmu disunguhkan wajah menawan yang diterpa sinar bulan pada suatu malam musim panas disebuah kedai tuak.
Bagaimana rasanya ketika ia menyapamu lalu kamu bersembunyi sembari meloncat kegirangan?
Bagaimana ketika kamu mencuri-curi waktu untuk memandangnya ditengah teriknya panas matahari dengan beberapa gelas kopi dan nampan ditnganmu.
Bagaimana kamu begitu takjub ketika membawakan tas milik nya yang panjang nya nyaris setengah tubuhmu.
Bagaimana kamu ingin waktu menjadi bergerak begitu lambat ketika berpapasan dengannya.
Bagaimana kamu merasa dia begitu bersinar sementara kamu hanya memandanginya dari kegelapan. 

Begitulah. 
Sementara kamu di matannya?
Mungkin kamu hanya..
Seorang gadis pembawa nampan berisi kopi dan teh.
Seorang gadis yang bisa disuruh nya untuk megambil pengeras suara,
Seorang gadis bahan empuk untuk ditertawakan  dan selalu jadi korban penindasan ratu antagonis dalam dongeng-dongeng?
Seorang gadis aneh yang acuh dan angkuh dengan segala image buruk disekelilingnya? atau....yang lebih buruk...
Dia bahkan tidak mengenalmu..
HA-HA-HA.



entahlah.
Kamu sering memikirkan hal itu untuk dirimu sendiri , tapi berkali-kali kamu akan berkata. "Siapa yang perduli?"
Begitulah, selalu kamu menjadi pencuri. pencuri yang pemalu.

Mengapa? selama itu kamu hanya duduk dan menonton?
tidak pernah berusaha berada 2 langkah lebih dekat darinya didunia nyata. Bukan hanya berani di dalam mimpi mimpi mu saja? 
Kamu terlalu pemalu, juga penakut.
Apa kamu kurang percaya diri?
atau gengsi mu yang setinggi nirwana itu?
Yah kamu adalah gabungan antara keduanya.

Kamu sangat tidak percaya diri sedangkan harga dirimu lebih tinggi dari langit ketujuh.

Sampai detik ini, logika mu  akhirnya memutuskan untuk mengembalikan bayangan nya yang sudah kamu curi hingga beratus-ratus hari. Kamu tidak ingin ia terus hidup dalam duniamu jauh.. dan semakin dalam.
Kamu tidak ingin merasakan seperti di dalam biang lala. Seolah berjalan namun kenyataan nya tidak kemana-mana. Hanya membuat jantung mu nyeri berputar kesana kemari. Dan setelah ini kamu akan menguncinya rapat-rapat. menguburnya di dalam-dalam, abadi didalam bumi.


Ini hanyalah rangkuman dari beberapa potongan cerita dan adegan-adegan pengantar tidur.
Sebuah Dongeng tentang mahluk bersinar dan gadis dengan senyum merah jambu.






Selasa, 04 September 2012

Another random night



Aku merasa sedang berada di titik bawah dalam proses menuju pendewasaan ini. Saat dimana gamang akan jalan hidup yang aku pilih. Saat dimana aku merasa tidak berguna. Dimana aku yang penuh imajinasi dan khayalan –khayalan bodoh yang mewarnai hari hari ku? Sudah aku pupuk semangat sejak awal aku menginjakan kaki dan memutuskan untuk hijrah ke kota ini. Aku putuskan untuk melawan arus, dan  mencoba bertahan di sini. Sendiri.
Sejak awal itu tidak mudah. Melewati ujian demi ujian, proses belajar dari nol, beradaptasi berusaha mengenal lingkungan disekitar belajar agar bisa “diterima”.  Yah aku tahu. Semua orang sukses diluar sana pernah mengalami fase seperti yang aku alami sekarang--- kecuali dia terlahir sebagai anak konglomerat yang harta kakek buyutnya tidak habis tujuh turunan.
Dan alhamdulilah, pelan-pelan aku bisa melewati nya. Aku sudah mulai nyaman berinteraksi, dan berusaha mengerti tiap karakter-karakter orang yang aku temui.
Hanya saja… kenapa tiba-tiba malam ini semangat ku hilang?
Aku merasakan tersesat kembali seperti diawal aku menginjakan kaki dikota ini. Seperti anak kelinci yang tersesat di hutan rimba.
Berkali kali aku push- semangat hingga On kembali.
Yah, mungkin aku hanya perlu sedikit dorongan dari orang-orang terdekatku. Seperti ketika aku mudik lebaran kemarin, support dan kasih sayang keluarga dan sahabat-sahabat menghasilkan energi yang luar biasa untuk kembali ke Ibu kota.
Bagi mereka aku hebat. Berani menginjakan dan berusaha mencari nafkah di kota sebesar ini? Sendiri?  Bukan hebat, lebih tepat nya nekat.

Yah. Mungkin tadi malam aku hanya sedang kesepian. Aku hanya butuh perhatian dan suntikan  semangat dari  orang-orang yang ku sayang.

Tadi malam aku habiskan untuk berjalan-jalan sendirian. Berharap hutan-hutan beton yang megah itu bisa menghiburku.

Menumpangi bis kota tua yang lumrah sebagai transportasi orang orang kelas menegah kebawah. sebuah paradok ketika melihat kiri dan kanan hanya kemegahan ibu kota dan lampu-lampu yang menghampar bak langit malam cerah yang ditaburi bintang.
Aku mengunjungi One Pasific place yang terletak di salah satu gedung pencakar langit dikota ini. Bisa dibilang itu adalah komplek pertokoan yang sangat elit.
Pengunjung nya sangat sangat berbeda dari yang aku temui di dalam bis kota tadi.
Mereka berpakaian rapi, sepatu mengkilat, kulit yang bersih, tubuh yang harum dengan dibalut pakaian merk-merk ternama.
Aku berkaca. Meng-inventaris apa yang melekat dalam tubuh ku.
Aku mengenakan jins murah yang tidak bersetrika, sneakers belel, ransel butut bermerk yang aku dapatkan dari sebuah pasar loak,  dan kaos butut bernoda terkena tumpahan es cappuccino pada pagi hari nya. Dan lebih parah nya, aku berjalan-jalan sendirian. Jadilah aku seperti kurcaci yang tersesat di negri para dewa.
Bahkan penjaga toko pun beradandan lebih CLING dari ku. Hahaha.
Tidak apa-apa, terkadang menertawakan diri sendiri itu adalah hiburan.

Hmm…Anyway. Aku bisa sampai tempat itu karena ingin mengunjungi sebuah toko buku ternama. Aku ingin mengintip seorang penjaga toko buku manis dan pemalu yang aku temui kira-kira satu setangah bulan yang lalu. Entahlah.. aku hanya penasaran.
Tapi dua kali aku kesana dan tidak menemukan apa-apa.

Pulang nya, aku membeli dua buah lampu tidur yang berbentuk orang-orangan salju lengkap dengan syal dan kumpluknya. Aku mendapatkan nya dijajakan disebuah bis kota jelek di sebuah terminal di jakarta selatan Dengan harga 10 ribu rupiah. Lampu itu sangat manis, karena bisa berganti-ganti warna. Dan jadilah mereka sebagai penghuni baru singgasana ku.

Kira-kira  begitulah caraku untuk mendongkrak semangat dan menghibur diri sendiri ketika semangatku mulai pudar, dan sekarang semangat ku kembali berkobar. Lagi dan lagi.



Yah, Aku hanya berharap bisa sedikit melunakan ke kerasan mu, Ibu kota. Mari bersahabat dengan ku.

Sedikit selingan, mungkin lagu yang bisa mendeskripsikan diriku saat – saat seperti ini adalah lagu Duran duran – Ordinary world.




 Came in from a rainy Thursday
On the avenue
Thought I heard you talking softly

I turned on the lights, the TV
And the radio
Still I can't escape the ghost of you

What has happened to it all?
Crazy, some are saying
Where is the life that I recognize?
Gone away

But I won't cry for yesterday
There's an ordinary world
Somehow I have to find
And as I try to make my way
To the ordinary world
I will learn to survive


Passion or coincidence
Once prompted you to say
"Pride will tear us both apart"
Well now pride's gone out the window
Cross the rooftops
Run away
Left me in the vacuum of my heart

What is happening to me?
Crazy, some'd say
Where is my friend when I need you most?
Gone away

Papers in the roadside
Tell of suffering and greed
Here today, forgot tomorrow
Ooh, here besides the news
Of holy war and holy need
Ours is just a little sorrowed talk

And I don't cry for yesterday
There's an ordinary world
Somehow I have to find
And as I try to make my way
To the ordinary world
I will learn to survive


Every one
Is my world, I will learn to survive
Any one
Is my world, I will learn to survive





Kamis, 19 Juli 2012

Happy time

Summer night. Saturday 14 July 2012.
Gourmet World, Kemang.


I attended a farewell party my colleague work who his loyalty truly remarkable. Get-togethers as well  before the month of Ramadan.
I  confused. I can't describe with words.
I just feel happy to mingle and get to know better my office.







I am happy,
Enough.








Senin, 16 Juli 2012

I'm Like a Summer afternoon

 
Hey summer. I want go to amusement park and ride ferrish wheel . Eating super jumbo ice cream. I wanna wear oversized  jacket, sun-colored T-shirt, and cute suede boots .  Then I will go to the beach and sleep under the afternoon sun.






Musim panas.
Aku sangat menyukai musim panas.
Aku suka matahari sore di musim panas.
Matahari, langit biru dan laut.
Sinar matahari sore yang cerah, langit biru yang indah, derap langkah orang berlari dengan ceria, tawa lepas, angin jahil yang menerpa tubuh mu dan debur ombak yang menggema yang sarat akan semangat dan kekuatan juga kebebasan.

Disini aku sulit menemui laut.
Aku rindu bau laut. Aku ingin tidur dibawah matahari sore dan makan begitu banyak es krim.

Musim panas.
Dimana sangat banyak sekali hal-hal besar yang terjadi dalam hidupku.
Mulai dari hal tersedih hingga hal terhebat sekaligus.
Kadang aku berfikir. mengaapa kehidupan ku begitu dinamis? 
Mengapa perputaran nya begitu kencang sehingga aku takut untuk menikmatinya?
Mengapa begitu banyak drama yang terjadi? Tahukah? itu sangat menyebalkan.

3 musim panas terakhir ini mungkin memjadi sebuah satu fase hidup ku menuntut aku harus menjadi lebih dari hari kemarin. Lebih dewasa. 
Aku berharap, musim panas kali ini menjadi suatu titik balik, awal dari kecerian setelah musim hujan biru kemarin.
Aku ingin terus ceria dan bersinar. Seperti sore di musim panas.
Tertawa dan berlari. Bebas..


Welcome my  dear , Summer.
Summer afternoon.
Please be nice.


Sincerely, Minati arta.





TIME TRAVELLER MEMORY : CHILDHOOD (Bag. I)

 
Sepotong kenangan masa kecil.

Terlahir seorang anak perempuan secara tidak ter-planing disebuah keluarga besar yang ketika ia dalam kandungan, ia sudah siap memiliki teman bernama…. Keponakan.
Lahir sehat, dengan rambut hitam tebal seperti landak, wajah mungil, kulit putih bak boneka cina yang lucu. Hampir setiap hari rumah itu ramai orang-orang yang ingin melihat dan memberi salam selamat datang di dunia ini untuk nya. Dan hampir setiap pagi pula kakak kandungnya ikut menemani ia berjemur dibawah sinar matahari pagi sambil menjilati kulit wajah sang bayi.
Prediksi mereka kala itu, “Bayi lucu ini akan menjadi yang tercantik di dalam rumah, yang paling cerdas, dan yang paling bersinar “

Tapi mereka salah.

Bayi itu tumbuh menjadi anak perempuan biasa-biasa saja. Hanya anak perempuan aneh yang mempunyai dunia sendiri di dalam kepalanya. Serta rambut yang tidak pernah berubah dari ia lahir hingga lebih dari 23 tahun hidup nya. 

 (Aku, 1 tahun. Dipangku ibu. Bersama kakak ke-2 dan kelima. Serta kakak ipar)


***
Aku belum bisa bicara kala itu. Mungkin umurku sekitar satu atau dua tahun.  Ingatan ku juga masih samar-samar.
Namun masih ada satu dua cuplikan memory yang cukup melekat hingga saat ini.
Kenangan itu didominasi dengan warna kuning, terlihat begitu lawas namun juga membekas.
Dipandangan ku ada halaman rumah yang dikelilingi oleh pagar bonsai setinggi manusia, hijau, segar, kokoh. Seperti benteng penjaga rumah.

Ada beberapa petak tanah yang dibercaki becek air hujan, dan  sepasang angsa galak yang mengejar-ngejar orang-orang yang melintas. Lalu mereka akan berlarian sambil tertawa.


**
(Aku, ANCOL -1993) 

Sepertinya disebuah pekarangan belakang rumah. Terlihat beberapa tali jemuran melintang di beberapa sudut. Pembatas halaman itu adalah pagar seng yang sudah berkarat kecoklatan. Dipinggirnya terdapat beberapa kembang sepatu dan pohon ubi kayu yang baru akan tumbuh. Pagar itu adalah pembatas antara rumah kami dan tetangga anti social yang pelit dan botak. Mereka sering menggerutu tak tentu arah, bahkan ketika buah belimbing masak dari tanah nya jatuh ke pekarangan kami, dia menggerutu lagi.
Sementara dibagian kanan terdapat bertumpuk-tumpuk barang tidak terpakai. Mungkin pekarangan ini juga sebagai gudang.
Hari itu tidak begitu cerah. Di hadapan ku ada seorang bocah lelaki berusia sekitar 8-9 tahun. Dia memegang sebuah remote control berusaha menerbangkan sebuah mainan helikopter yang pada masa itu terlihat begitu keren.  Dia mengajak ku berbicara
Dek. Keren kan mainan kakak? Disini belum ada yang punya. Lihat tuh .. tuh.. bisa terbang..” 
ujarnya kegirangan sambil sibuk menggerakan jempolnya ke kiri dan kekanan.

Aku hanya diam. Karena aku belum bisa berbicara kala itu.

Pelan-pelan, helikopter itu terbang… terbang… mulai mengitari tepat diatas kepala si bocah lelaki.  Bocah lelaki itu mengumpat sembari tertawa girang. Si helikopter mulai semakin lincah ke kiri dan kekanan.. lalu sekilas kemudian  terhuyung-huyuung  menabrak beberapa potong pakaian dijemuran. Sesaat kemudian, helikopter muncul kembali kepermukaan. Dan dia tidak sendiri. Di ujung kakinya tersangkut selembar kain seperti kacamata… dan ya. Mungkin itu yang dinamakan Bra. Sontak si bocah lelaki berteriak kencang memanggil-manggil kakak no. 5, sembari tergelak tentunya.


**
Disebuah ruangan. Gelap. Lantai nya dari semen, Serta bau cat yang masih baru. Aku melihat seorang gadis dengan wajah mungil, kullit kuning langsat dan hidung kecil yang mancung. Dia sepertinya sedang mengasuhku.
Didepan ku dibawakan nya sebuah boneka dakocan yang terbuat dari plastik. Boneka itu harus ditiup diisi angin terlebih dahulu. Ia menjejalkan boneka berwajah jelek itu kepadaku..dan aku teriak ketakutan sambil memeluk nya.
Dia tertawa.
Ayo ngomong R….kaya manggil ayam tuh. KRRRRRRR~ KRRRRRR~  ayo coba…”

Aku bergumam sambil menjetik-jentikan jari ku, seperti memanggil ayam.

“KELLLLLLL~ KELLLLLLL~”
Gadis itu tertawa terbahak.

**
Sore hari sepertinya. Setelah dari pagi Ibu membawa ku ke tukang foto untuk membuat pas foto pendaftaran masuk Taman kanak-kanak. Sehabis mandi. Rambut ku yang tebal disisir kebelakang, setebal bedak dan cemong yang  mampir di muka ku. Aku duduk manis diruang TV. Menunggu teman-teman ku akan datang untuk menumpang nonton serial jepang “Kamen Rider” atau satria baja hitam. Teman ku yang datang tidak hanya satu atau dua orang.  Tapi mungkin nyaris satu RT.
Jadi bisa dibilang, di daerah tempat tinggalku dulu hanya beberapa keluarga yang mempunyai parabola yang bisa menyiarkan stasiun TV RCTI agar bisa menonton kamen rider. Dulu kita belum memasang parabola. Tapi setelah kejadian kakak ku yang ingin menumpang menonton kamen rider di rumah tetangga yang kaya, ia dimintai uang sebesar 50 rupiah setiap menonton disana. Begitu pun juga anak-anak lain. Ayah ku mendengar dan dia tidak senang dengan itu. Akhirnya kami memasang parabola, dan anak-anak lain pun hijrah menonton kamen rider kerumah kami trampa dipungut biaya apapun. Aku adalah orang yang paling girang dengan situasi ini. Aku suka rumah ku ramai, banyak teman.

Tikar digelar di depan tv berwrna bermerk goldstar. Di rak tv tersebut terdapat sebungkus cetakan foto hitam putih. Fotoku tadi pagi.
Orang-orang berdatanagan. Riuh. Nonton bersama pun dimulai.
Setelah selesai ada keriuhan kecil disana.
Beberapa anak tertawa dan mengintimidasi salah satu anak berusia 8 tahunan yang tampak ketakutan. Muka nya yang mirip suku dravida terlihat pucat pasi seperti ayam yang hendak di sembeli h besok. Kakak ku mendatangi kerihan tersebut
kenapo nih?”
itu kak..si Toto. Dio ketawan maling..” ujar satu anak sambil menujuk si anak keling dengan mata  belo yang sedang memegangi kantong bajunya erat-erat.
“Hah maling apo? sini coba tengok! ” sambar kakaku.
Dengan takut-takut Toto mengeluarkan selembar pas foto hitam putih dari saku nya.

Yak . dia mencuri selembar foto 3x4 milik ku.
Kemudian satu ruangan tertawa sembari menggoda toto.

cieee toto naksir Mimin yaa….cieee sampe maling foto nyo diem-diem.."

Toto diam. Malu-malu.
Seisi ruangan tertawa. Mereka ikut menggodaku. Aku hanya diam belum begitu mengerti apa yang mereka katakana.

Dan sepanjang masa kecil ku, mereka mengolok-ngolok bahwa aku adalah pacar toto.
(Aku , 2 tahun. Taman Mini Indonesia)

**

Aku punya tetangga yang memiliki keluarga besar sama seperti keluarga ku.
Salah satu anaknya bernama Tari. Tapi sering dipanggil “cengkurik” oleh orang-orang.
Cengkurik = bekas luka bulat-bulat di kaki dan tangan.
Usia nya sekitar 12 tahun. Dia suka mengajak ku bermain.
Suatu sore dia memboncengku dengan sepeda balap milik kakaku dengan frame lurus dan tinggi.
Hingga petang kita masih berjalan jalan. Ketika akan sampe rumah, aku tudak sadar kaki ku begitu dekat dengan jari-jari. Sekejap kaki ku masuk jari-jari sepeda itu dan kita jatuh ketanah. 

KAKI KU MASUK JARI-JARI SEPEDA! Itu sakit sekali!

Aku ketakutan dan menangis, tapi mungkin Tari lebih ketakutan lagi.
Orang-orang berkerumun. Keluarga, ayah dan ibuku juga berkerumun.
Suasana genting dan orang—orang tampak ketakutan, tapi ayahku meyakinkan semua akan baik-baik saja. Ah aku tau kamu ayah. Kamu sedang berbohong, aku lihat raut muka mu kerakutan. Dia mengelus-ngelus rambut sembari menenangkan ku.

Aku fikir aku akan mati saat itu,
Lalu ada seorang laki –laki yang membawa beberapa kunci dan pelan-pelan membuka jari-jari tersebut. Ya sambil menangis aku dikerumuni orang-orang dengan sebelah kaki nyangkut di jari-jari sepeda. Ah buruk sekali.

**
Masih dengan tari. Aku memanggilnya “Yuk Tarik’
Waktu itu masih duduk di taman kanak-kanak.
Dia sering mengajak ku bermain hingga sore. Saat petang ia akan membawa ku pulang kerumah. Lalu ia pulang kerumah nya yang hanya berjarak 30 meter dari rumah ku.
Petang itu setelah mengantar ku pulang, ia pun pamit pulang kerumah.
Hari sudah maghrib.

yuk mau kemana jangan balek lah..” ujarku sambil mengikutinya keluar,
Mimin dak boleh main lagi, maghrib.. kagek disumputin wewe..” ujarnya.
Dia berjalan pulang kerumah nya, setelah sempat menyuruhku masuk kerumah. Tapi dia tidak sadar bahwa aku sedang mengikutinya.
Aku mengendap – ngendap mengikutinya. Di sekitar rumah ku sudah sangat sepi. Tidak ada orang yang keluar rumah, aku bersembunyi dibalik bangku semen persegi panjang.  Melihat yuk tari masuk kedalam rumahnya.
Tidak lama…entah energi darimana. Tau-tau dari arah belakang seperti ada yang mendorong  kepala ku ke bangku semen itu. Kuat sekali. Aku sempat tidak sadar beberapa detik. Lalu tiba-tiba bibir kiri ku perih sekali.
Aku pegang bibirku dengan telunjuk. Dan darah segar menempel di telunjuk ku.
Aku kaget . aku meringis. Aku liat sekelilingku, tidak ada siapa-siapa.jadi siapa yang mendorong ku barusan? Ah pengecut sekali! Umpatku.

Aku berjalan terhuyung-huyung kerumah sambil memandangi bercak darah di telunjuk ku.

Didalam rumah aku bertemu ibuku, dan mengadu pada nya.
Buk…bibirku berdarah”
Ibu ku menoleh dan sontak menjerit ketakutan. Berikut nnya dia menangis kencang sambil menggendong ku.
“AAA anak ku… pak.. pak mimin bibirnya berdaraaahh ini kenapa…”
teriak ibu ku sembari berlari ke kamar. Keluarga ku berhambbur keluar. Terlihat kengerian diwajah mereka.
dek.. kenapa… ini siapa yang nganu…” tanya salah seorang kakak ku.

panggil tarik… panggiilllll…” teriak ibuku sambil menangis. Entah lah. Erangan ibuku membuat aku semakin ketakutan.

Mungkin ini sangat buruk. Apakah aku akan mati setelah ini?
Akupun ikut menangis kencang. Bukan karena sakit dibibir. Tapi karena ibuku menangis histeris seperti aku sudah mati dan dia sedang menggendong mayatku.

Aku ceritakan kejadian nya. Dan sepakat mereka berasumsi bahwa aku. “Di isengin setan”. Dan berulang ulang mereka mengatakan agar aku jangan sekali-kali keluar ketika maghrib.

Aku masih menangis sejadi-jadinya.
Sambil ayahku membawaku keruang praktik nya. Dia memberi pilihan apakah aku ingin dijahit agar  bibir bawah kiri ku yang sobek tidak berbekas kelak, atau hanyaa dibersihkan dan diberi betadine dengan resiko akan berbekas sampai aku dewasa.

Aku menangis lagi. Aku mebayangkan bibir kiri ku dijahit dan harus disuntik dengan alat suntik ayahku yang jarum nya sangat besar dan mengerikan.

Aku memilih, luka ini membekas di sudut bibir ku hingga aku besar.

Dan ya.. hingga kini, jika diperhatikan masih ada sedikit tonjolan bekas luka.di bagian bawah bibir kiri kiri ku.

Jumat, 22 Juni 2012

Routines

Malam cerah di Ibukota. Sama seperti beberapa malam yang sudah-sudah. Pulang lebih dari azan isa. Bahkan lebih larut lagi.

 Melangkah keluar pagar dari rumah yang merupakan tempat mencari sesuap nasi,  namun bagi nya lebih mirip rumah pertama bahkan dibanding tempat dia menghabiskan berpuluh-puluh malam dan bermimpi disana. Pagar akan dibukakan dengan ramah dengan 1 atau 2 dari pengawal-pengawal berbadan besar. Sambil tersenyum dan mengucapkan selamat jalan.
 Dia berjalan lambat, disebrang pagar sudah disambut sapa ramah tukang tambal ban yang merangkap tukang ojek, dan seorang pria paruh baya dari barat jawa yang membuka warung gerobak. “Neng.. balik neng?” kadang-kadang sambil melambai-lambaikan tangan.Lucu sekali. Dia melanjutkan perjalanan, santai. Sambil menikmati pemandangan megah disana.Disekelilingnya sudah berdiri kokoh gedung-gedung tinggi,, lampu kelap kelip disegala penjuru, manusia-manusia cantik dan tampan , dengan bungkusan ternama sangat banyak mereka disana. Tapi mengapa mereka terlihat begitu seragam?Dia 
mengeleng-gelengkan kepala.



92c0f0f85c73cb6eb586d74c3da8be39_large

 “Tempat ini yang terlalu megah, atau aku yang begitu kecil? “ – Celetuknya.Celetukan yang tidak akan pernah di dengar siapa pun disini, karena semua begitu riuh, sibuk, dan terburu-buru. Orang-orang disana berjalan degan langkah cepat. Dia pun mulai mempercepat langkahnya. Tapi untuk apa?

Tidak ada yang menunggu nya di kamar.
 Kini dia berhenti di sebuah penyebrangan pejalan kaki yang begitu ramai menanti gajah-gajah dan kuda besi sedikit mengurangi keegoisan mereka untuk berhenti sejenak dan memberi jalan. Menunggu sembari memasukan kedua tangan ke kantong jacket tebalnya yang kebesaran. Membenarkan letak syalnya yang kedodoran, lalu memandangi langkah suede  boots-nya yang terlihat begitu kecil. Disebuah kamar mungil, yang belum ada kotak berusara dan bergambar yang hampir dimiliki semua manusia modern abad ini… disana dia menghabisan malam. Merenung, dan berfikir. Ingin sekali segera menjadi dewasa dalam waktu yang sebenarnya, bukan hanya sekedar dari deret angka-angka penuh kenangan yang sudah lewat,. Ingin sekali ia menampik semua anggapan miring tentangnya,, orang-orang yang berada digaris sebrang yang kerap berkata bahwa ia tidak pernah menjadi dewasa, dia hanya bertingkah mengikuti bentuk fisik dan ‘kemasan’ nya. Benarkah dia tidak pernah benar-benar dewasa? Untuk itu dia berada disini. Meski semuanya tidak mudah, tapi dia berusaha… Sebagai titik balik, dan pembuktian mungkin? Serta, setiap malam dia menumpuk rindu untuk orang-orang terkasih disekitarnya. Orang tua, saudara, dan sahabat-sahabat tersayang.
Rindu..Rindu.. Rindu,Mengapa kata Rindu  menjadi begitu indah didengar?Apa karena belum tau kapan waktu yang tepat untuk mengobatinya?Kebersamaan menjadi begitu berati, hanya kenangan-kenangan manis yang menjadi pengantar mimpi yang indah.Dia pun terlelap dibuai dengan sedikit keriuhan kecil dari deretan lampu kelap-kelip, sinar kuning lampu jalanan di depan balkon terasa seperti buaian bulan, dan beberapa gambar-gambar hidup penuh senyum yang tergantung  di dinding kamar, wajah orang-orang terkasih..Meski ada dari mereka yang pergi meninggalkan nya , dengan alasan yang sungguh tidak bisa diterima hati dan otak.  Pagi datang. Membuka mata dengan disambut suara wanita yang paling dikasihinya di Dunia ini  melalui sebuah jaringan. Dia mandi, lalu bersiap melangkah kembali . Bekerja. Begitulah seterusnya.

it’s so me… :(

 Kadang dia mengahabiskan malam sendiri saja., Kadang dia menghabiskan malam dengan beberapa sahabat. Dimana salah satu sahabat itu adalah ‘musuh’ di masa lalu. Karena beberapa kondisi mereka harus bermusuhan. Tapi kenapa justru kini menjadi teman yang sangat dekat?
Terkadang, Teman nya itu datang dengan membawakan sepotong ayam, sebungkus coklat, salad atau sebotol air mineral. Itu sangat manis. Bahkan saat ini, Dia jauh lebih menyayangi teman nya itu dibanding seorang yang menjadi alasan mereka harus bermusuhan di masa lalu. Hihi..
 Setidaknya , Musuh menjadi sahabat itu lebih baik daripada orang yang kamu anggap sahabat  tapi malah menyakitimu dengan sama sekali tidak menggunakan otak dan hatinya, itu lebih buruk daripada..... Ah yasudahlah...
Toh setiap orang akan menuai benihnya masing-masing.
 

Oke, Selamat malam para Zombie dan Robot.
 




Kota pejalan cepat, 20 Juni 2012


Minati arta  

Jumat, 08 Juni 2012

Another My dream Wish : J A K A R T A

"Kerlap kerlip hutan beton,lalu lalang kendaraan,orang-orang dengan langkah yg terburu-buru , 2 kantong belanja, dan penyebrangan pejalan kaki..."



Hello, There...
Lumayan lama juga aku sedikit mengacuhkan room curhat ku yang satu ini karena beberapa kesibukan mulai dari cari kerja, cari kerja, cari kerja, dapet kerjaan, sampe kelimpungan karena sibuk kerja. hihihi.
Finally,  setelah +- 3 bulan nganggur dapet juga pekerjaan yang memang agak "Sreg" dihati. Dan bisa dong postingan kali ini dikasih judul, Another my dream wish 5 months ago : Working in Jakarta, And I can make it happen, yeah!  ;)

Tapi semua gak berhenti disitu aja.
Aku memilih bergabung menjadi Penduduk JAKARTA.
Ibukota Indonesia, Kota besar, Kota Metropolitan, Kota yang sangat sibuk, Kota yang tidak pernah tidur, Kota yang  jujur dan Blak-blak-an...Kota dimana tempat banyak mimpi berlabuh dari berjuta-juta orang didalam nya. Ada banyak habit dari kota ini yang tidak bisa aku temui di kota-kota lain, salah satunya adalah penduduk nya berjalan dengan langkah cepat dan seperti terburu-buru. Mereka seperti dikejar-kejar hantu bertopeng waktu.

Aku yang sudah terlalu dimanja dengan kenyamanan Jogjakarta dan tiba-tiba harus berpindah tempat di Jakarta sempat mengalami "stress ringan". Di Jogja kehidupan bersama seorang kakak yang protektiv dan bawel, bersama seorang asisten rumah tangga yang (maap) mirip perpaduan antara preman dan pembunuh bayaran (namun sangat baik hati) bernama mas beni, dan kadang Ibuku mengunjungi kami di Jogja. Dimana ketika di Jogja nyaris tidak pernah naik angkutan seperti taxi, bajaj, ojek, busway... apalagi Kopaja. Disini mau enggak mau harus mencicipi berbagai angkutan itu. Selain bengkak diongkos, Rute yang rumit dan melelahkan, belum ditambah Siksaan macet juga benar-benar..... ARGGGGHHHH!
Bisa aku rasakan kini mengapa penduduk jakarta begitu haus akan liburan. Capek pulang kerja pengen cepet pulang lalu tidur tapi justru malah harus menghadapai macet terlebih dahulu. Bagi yang tidak cukup kuat mental memang enggak akan mungkin betah tinggal disini. Seperti semalam, saat pulang kerja naik kopaja butuh waktu 1 jam lebih padahal hanya rute Hang tuah - radio dalam yang bisa ditempuh dalam waktu 5-10 menit! 




Antara macet dan megah nya Ibu Kota JAKARTA
(Sumber : Google.com)   


Disini juga harus merasakan tinggal dikos-kosan. Makan pun cari dan beli sendiri atau 'gak akan makan. Beda saat tinggal di Jogja sedikit-sedikit minta tolong mas beni. Dini aku tinggal disebuah kamar kos yang terbilang cukup murah untuk ukuran kos-kosan dijakarta dan khususnya di daerah radio dalam yang memang terbilang daerah yang cukup dekat dari pusat aktivitas jakarta.
Meski terbilang murah kamar ini sangat nyaman. Kamar imut-imut dengan 2 pintu dan banyak jendela. Juga ada balkon khusus milik pribadi. 






                                                                           

(Pemandangan keluadengan posisi tidur. Malam dan siang)




And how about Work? 
#PFFFFFFFFFTTTTTTTTTTTTTTTTTTT~
Banyak sekali yang sangat ingin aku ceritakan disini, tapi.......................
Belum saatnya. HA-HA-HA
Aku bekerja disebuah Production house iklan yang menurutku cukup ternama di Jakarta. Aku bisa menilai seperti dari banyaknya job iklan yang tidak pernah berhenti datang.
Disini aku terhitung masih Trainee hingga 3 bulan pertama.


Ketika dikantor aku mengerjakan pekerjaan dari dasar mulai dari fotocopy, ngeprint, bantu ini itu, itu dan ini, sambil mulai belajar tugas-tugas.

(Syuting) 

Salah satu hobby ku dikantor adalah : Bikin kopi atau ice cappucino. Alasan nya? Apalagi kalo agar mata JRENGGG! dan stop menguap berkali-kali. Baru terasa buruk sekali kebiasaan "ngebo" ku ketika sudah bekerja seperti ini.




(Kemacetan dipagi hari didepan kantor) 





(Sehabis kerja kadang-kadang menyempatkan hangout terlebih dahulu jika ada teman. Tidak jarang juga menghabiskan waktu sendiri) 

And How about love?
SUPER PFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFTTTT!!
Until now...I'm still single. Almost 1 year, hahaha! :p
Disini waktu ku aku habiskan untuk bekerja bekerja dan bekerja. Jangankan pacar, teman dekat laki-laki pun aku tidak punya.
Aku mungkin hanya belum jatuh cinta lagi. Akan aku simpan jatuh cinta itu hingga nanti ketika bertemu dengan orang dan chemistry yang tepat, Dan lebih indah pastinya :) 


Kota pejalan cepat, 9 juni 2012



Minati Arta




Minggu, 12 Februari 2012

GRADUATION, yeay!

Oke, setelah terombang ambing ambing kurang lebih 8 bulan hingga mendapat status baru yaitu skripsier pengangguran galau,  jadi korban bully-an salah satu akun twitter  kemahasiswaan "si mbah derma"  gara-gara skripsi antara hidup segan mati tak mau, Dicariin dosen pembimbing gara-gara kaya bang toyip, gak pulang-pulang (re : bimbingan), akhirnya berkat keberuntungan dan bantuan Allah SWT skripsi yang sebenernya belum jadi ini pun di Acc dosen pembimbing, Dan aku maju untuk melangsungkan sidang, yang mungkin bagi hampir seluruh mahasiswa ini adalah moment puncak selama masa perkuliahan.  Aku pun melewati proses ini pelan-pelan. Satu persatu,dimana saat-saat sebelum pendadaran itu adalah salah satu moment paling grogi dalam hidup aku! setressss. H-sekian aku grogi dan setres banget. Rasanya pengen gitu masuk ke mesin waktu, ngupet bentar trus keluar-keluar udah wisuda dan dapet jodoh! yeay~ *






Pas mau pendadaran, tega-teganya ada yang bilang, "Tak, mau ngapain? TK nya udah tutup..." -_-
Selesai pendadaran dengan sukses aku matahin hak sepatu nya eka yang sudah berbaik hati minjemin. Curiga  kaki ku juga Simian line...


Detik detik pendadaran rasanya kaya adegan slow motion, terasa lambat dan menegangkan! dan aaaaaaaarrgghhhh kalo di inget-inget merinding sendiri. em finally aku LULUS! ALHAMDULILAH~ 




**
Proses berikutnya , aku nikmati pelan-pelan. Semua terasa begitu em,,, apa ya.. mendebarkan. Namun perasaan itu nyenengin. Mulai dari skripsi, pendadaran, ribet ini itu, kepentok birokrasi kampus, pelepasan, sampai akhirnya hari yang ditunggu-tunggu.... Wisuda.




Malam pelepasan, yeah! For the first time I wear batik dress in formal party.


Seriously aku sangat-sangat minder karena harus mengenakan dress dan memakai wedges. Sore hari mereka menyuruhku sedikit berlatih berjalan, dan yap mereka tertawa seperti melihat atraksi waria taman lawang dipinggir jalan.  Dan menurut mereka aku adalah mahluk planet yang jauh dari kata "perempuan". Berkali-kali mereka mengingat kan cara berjalan, dan sedikit meredam "ke-pecicilan" aku. Sampe saat didandani diancem mau di iket. Hasilnya? yah liat sendiri.... mungkin bisa merubah ku menjadi sedikit manis. Haha by the way, I loved you girls :* 


Yah. Tau kan ini siapa? yayaya teman dari awal kuliah. Dari awal waktu sama-sama belum bisa naik motor, sampe bisa naik motor butut bareng, galau tugas bareng, galau pacar-pacaran bareng, maen bareng, udah kaya kakak/adik sendiri... dan akhirnya lulus bareng. I loved my besties, Magdalena siahaan :") 




I got a flower from my little najwa, even thought it's my mother's idea.. HAHA! 

My toes are so clumsy :| 



Wearing kebaya, for the first time after my sister's wedding in 1999 ! oh..Maybe is the most feminine day in my life. Transition From a girl into a woman :)


Saya mengenakan anting-anting yang sudah bertahun-tahun lubang tindikan nya tidak pernah disentuh apapun , mengenakan gelang lalu cincin. All in from my mom! yeah my mom's idea! her wish! cih. 


Berfoto bersama Kakak ke-3 saya, Sumbaga wati , anaknya Najwa husna munawar, serta Ibu ku Martini sundari, tentunya. Aku berfikir untuk mencari foto studio yang bisa membuat Ayah ku berpose disana, But i think, I'm crazy . LOL .  By the way, This is for You daddy... I Miss you so much :") 


Selain ayah, sebenarnya aku ingin Kakak ku berpose disana, Yah tapi kemarin kondisi nya belum memungkinkan, He's mad :( 



Frans anda aif , say : "Look like, Cina karam.." LOL :)) 



Anyway....


WELCOME TO THE REAL WORLD,  MINATI ARTA,S.ikom