Minggu, 16 Juni 2013

BERHALA ISLAND

 The journey begins from 24-26 May 2013. For this vacation, has been waiting for a long time here, since my last beach-vacation on sumatra island when i'm 8-9 years old at  "Pantai panjang" Bengkulu. And the story about  the island that really I want  visited since I saw and read in  book "kesenian daerah dan muatan lokal" when I was elementary school : Berhala Island.


"Many things happen in the sea
Ilustrasi ini tercipta berdasarkan perjalanan kami menuju Pulau Berhala.
(drawing by @PanjiKresna)

Peta Pulau Berhala

Liburan nekat kali ini dimulai ketika pertemuan random aku dan beberapa teman  di sebuah kedai susu. Persiapan satu minggu dan kita pun memutuskan berangkat ke pulau berhala, dengan modal pas-pas-an, tampa tau medan, juga dengan rombongan antah berantah yang kita tidak tahu siapa mereka. Bisa dikatakan kita bagi mereka adalah proyek kuota untuk memenuhi kapal agar bisa menyebrang ke pulau berhala  dikarenakan akses itu masih sangat sulit dan mahal, maka dari itu mereka mengundang kita untuk bergabung agar bisa patungan lebih murah.

Pada jum'at malam sehabis hujan kita berkumpul kira-kira 10 motor dan berangkat menuju muara sabak dengan jarak tempuh sekitar 2-3 jam. Disana kita beristirahat di sebuah rumah atau basecam untuk kegiatan pramuka daerah. Karena kondisi jalan dan hujan deras, kami memutuskan untuk menginap di Muara sabak dan melanjutkan perjalanan ke kampung laut Nipah panjang tempat mangkal kapal kami besok subuh. Pagi nya kami melanjutkan perjalanan menuju nipah yang diperkirakan sekitar 1,5 jam tapi semua itu ternyata bohong. Kami yang terlalu bersemangat hingga tidak memperkirakan lagi bagaimana medan antara Muara sabak -Nipah panjang yang ternyata mengerikan. Disana bukan hanya jalan berlubang yang menjadi halangan tapi jalan tampa aspal dan koral yang becek dan sangat licin karena di guyur hujan semalam harus kami lewati sepanjang perjalanan.
Belum lagi suasana sepanjang jalan seperti menonton ulang film-film dengan tema reptil raksasa menjijikan seperti Anaconda ataupun crocodile. Perpaduan tanah kuning, sungai, rawa, hutan, dan eceng gondok. Berulang kali aku bergidik ngeri membayangkan ada buaya raksasa atau anaconda lapar muncul dan menari nari dari sungai hutan itu.

(KAMPUNG LAUT NIPAH PANJANG , JAMBI)
(Persiapan meyebrang dengan muatan barang yang cukup banyak)
Penderitaan (yang kami kira sudah berakhir) ketika sampai di Kampung laut Nipah panjang yang kami tempuh dalam waktu 3 jam. setelah sarapan dan terlatar berjam-jam disana karena menunggui kelompok tuan rumah yang menyebalkan itu akhirnya kami siap menyebrang. Kembali ketidak valid-an informasi yang mereka berikan terbukti. Pada BM (broadcast message) mereka menuliskan bahwa kita sumbangan 50 ribu perorang untuk akomodasi kapal cepat yang bisa membelah selat itu hanya dalam waktu 1,5 jam. Dan ternyata kapal cepat yang di informasikan adalah Sekoci kayu tampa tempat duduk. Mungkin orang menyebut nya pompong. Dan kita harus bertumpuk seperti ikan asin di jemur sepanjang perjalanan. Ini sedikit lebih bagus dibanding sekoci Rose dawson setelah  kecelakaan nya dengan kapal Titanic, bedanya pompong satu ini memiliki atap dan sangat suka memutar lagu dangdut remix house-housean. Ah... Aku fikir aku akan mati di Samudra ini tampa jack dawson ku sambil di iriingi musik dangdut koplo sebagai pengantar kematian. Tidak.....








Perjalanan yang cukup menghawatirkan, kami merasa sudah berminggu-minggu mengambang di laut tampa air dan persediaan makanan yang hampir habis tampa tahu akan sampai kapan. Sementara aku sendiri menunggu-nunggu siapa ada sekumpulan lumba lumba lucu yang menari nari di tengah laut ini, karena menurut beberapa review di selat ini dalam periode tertentu melewati siklus bermain habitat lumba-lumba. Tapi sayang sekali aku tidak bisa melihat nya.  Setelah kurang lebih 3,5 jam sekoci kami mengarungi sungai hutan akar - selat malaka (selat berhala) - Menyaksikan perubahan air sungai coklat menjadi air laut biru - Dan akhirnya.... Pulau berhala!!.


Berpose bersama sekoci kami, And It's Just happiness, Like Christpher columbus found America :))))
(Dermaga Pulau Berhala)
Bingung membedakan mana pantai dan danau. Pantai yang tenang yang jarang berombak dan sangat menyenangkan untuk berenang.

(Pantai pasir putih)
Pulau Mercusuar, tidak jauh terlihat dari pulau berhala. tidak begitu Jelas ini pulau apa, Karena belum ada akses khusus untuk kesana.

Rasa lelah dengan seluruh persendian yang sudah linu, Terbayar dengan keindahan Pulau berhala. Laut, Pantai, pasir putih, ombak, pohon kelapa,satwa-satwa laut,matahari sore, dan ilalang. Seketika aku merasa begitu ceria, tenaga sudah terchanging kembali, Ingin rasanya segera loncat dan berenang dilaut, dibawah matahari. Ada sedikit penyesalan terbesit. Pulau indah ini adalah bagian dari Jambi yang merupakan tempat aku lahir, dan bahkan aku baru sempat mengunjuginya sekarang dan itupun hak wilayah sudah di menangkan oleh kepulauan riau atas sengketa yang sudah terjadi bertahun-tahun. Meski dilihat secara historis, Pulau ini adalah milik Jambi dikarenakan terdapat Makam raja Jambi : Datuk paduko berhalo. Tapi yasudahlah,,, ini masih lebih baik daripada Pulau ini jatuh ketangan orang asing karena di jual diam-diam oleh oknum tidak bertanggung jawab seperti beberapa pulau lain milik Indonesia.

Dari nama nya saja pulau ini terdengar sangat menarik : berhala.  Selain berada di selat berhala, pastilah ada cerita lain dibalik namanya, mungkin salah satunya adalah makam Raja jambi tersebut yang membuat pulau ini agak sedikit menyimpan misteri. Konon ada beberapa pantangan yang tidak boleh sembarangan dilakukan oleh pengunjug disini.Tidak jauh dari pulau berhala ada pulau penyu, disana adalah tempat penangkaran penyu, jika surut bisa menyebrang kesana dengan berjalan kaki.

 
Menghabiskan satu malam di Pulau ini merupakan salah satu kesenangan tersendiri selama aku tinggal di Jambi karena dikota ini hanya ada sungai, jauh dari gunung juga laut. Berbeda dengan kota Yogyakarta yang banyak terdapat pantai, juga dekat dengan gunung.Perjalanan ini merupakan awal pembukaan perjalanan musim panas. Malam musim panas di pinggir pantai tampa ombak, laut yang seperti danau dengan pemandangan full moon yang menakjubkan.


Full moon at Berhala Island, I tell you... It's really wonderfull. I think I can touch the moon. Feel so close.      




(Sunrise) 

(Masi bingung dengan banyak nya kucing yang bagus-bagus dan terawat dipulau ini)
Pulau ini terbilang tenang, jarang ber-ombak. Kecuali ketika akan pasang.
ekspetasi : Isi dalam tas, simple, menolak ribet | Realiti : Lebih dari satu tas dengan beberapa barang di selundupkan ditas teman
LAUGH! I Loved you Friends!       










Pulau Berhala adalah sebuah pulau di Jambi, Indonesia. Pulau ini merupakan pulau terluar Indonesia di Selat Malaka, Pulau yang kaya akan hutan akar bahar ini menyimpan berbagai jenis terumbu karang (Intertidal Coral Reef dan Karang Tengah) dalam radius 200 m dari bibir pantai yang tidak kurang dari 22 spesies dan jenis ikan karang dapat terlihat dari 11 spesies, bila Anda menyelam ke sana. Luasnya adalah 2,5 km². Berhala memiliki topografi bergunung dengan hutan lebat dan pantai yang putih bersih. Pada awal dan akhir tahun, pantai Pulau Berhala menjadi tempat persinggahan penyu untuk bertelur. Pulau yang kaya akan hutan akar bahar ini menyimpan berbagai jenis terumbu karang (Intertidal Coral Reef dan Karang Tengah) dalam radius 200 m dari bibir pantai yang tidak kurang dari 22 spesies dan jenis ikan karang dapat terlihat dari 11 spesies, bila Anda menyelam ke sana. Nama Pulau Berhala ini diambil dari nama raja Jambi dahulu yaitu Datuk Paduko Berhala yang makamnya terdapat di pulau itu.
(Sumber : Wikipedia)

Banyak yang bertanya-tanya ketika mendengar nama Pulau Berhala. Pulau apa itu, dimana letak nya. Mungkin ringkasan ini sedikit memberi gambaran. Yang jelas pulau ini masih sangat alami. Hanya terdapat beberapa kepala keluarga disini dan menurut informasi itu juga belum berlangsung lama. banyak pula situs-situs sejarah berada disini. Pulau ini Indah dan tak kalah dengan pulau-pulau  cantik di Indonesia bahkan dunia. Namun masih sangat jarang diketahui wisatawan. Juga akses kesana masih sangat sulit dan mahal. Belum aku temukan ada penginapan layak disana, hanya beberapa wisma yang dibangun pemerintah dan beberapa pendopo dipinggir pantai. Ada penduduk yang menjual makanan namun masih relatif mahal. Dan sangat dibutuh persedian air putih yang banyak jika berkunjung ke sana. Seperti ketika kehabisan air dan aku harus meminum diam-diam air tawar dari sumur tidak jauh dari pantai dan membuat sariawan sepulangnya dari sana. 

Mungkin inilah sedikit  cerita dari perjalanan menuju Pulau berhala. Liburan nekat, murah meriah, juga penuh pengalaman . Ya cukup sampai disini ceritaku, karena aku tidak akan menceritakan bagaimana perjalanan pulang kembali ke Rumah. Intinya, setelah pulang dari sana, aku dan tema-teman mengalami kulit gosong, belang, dan kering....Serta Linu berhari-hari.




THANK YOU BERHALA ISLAND, SEE YOU...SOON!
By the way.... WELCOME SUMMER~!