Dalam diri saya yang sedang dalam proses pendewasaan ini,
ada secercah harapan untuk tetap mempertahankan bagian kanak-kanak nya. Selalu muda.
Karena jika boleh memilih sendiri suratan alur hidup, saya
sungguh tidak ingin menjadi dewasa dan tua.
Menjadi Orang dewasa itu sangat rumit. Sering terkungkung dalam pemikiran pemikiran
umum yang terkadang mengikat gerak mereka. Belum lagi masalah percintaan
yang mendalam. Belum lagi tanggung jawab untuk menafkahi diri sendiri dengan
bekerja.
from weheartit |
from weheartit |
Orang dewasa sering memusingkan masalah masalah kecil, juga senang berkompetisi. Jika terluka
mereka akan sukar melupakan dan memaafkan. Tidak seperti anak-anak, ketika
mereka jatuh dengan lutut penuh luka, mereka akan menangis sebentar. Lalu melupkan
rasa sakit sambil bersenang-senang dan tidak akan pernah takut untuk mencoba
lagi dan lagi. Luka di lutut juga akan lebih mudah disembuhkan dibanding dengan
luka di hati.
Ketika saya kanak-kanak, saya sering meminjam taplak meja atau kain ibu saya untuk di ikat di leher lalu menjadi jubah layak nya Superman, atau berkostum aneh meniru gaya berpakaian para pendekar dari film laga di televisi tidak lupa jurus-jurus dalam persilatan nya. Kadang saya juga membangun sebuah istana rahasia dibawah kasur pasien berobat diruang praktek kerja ayah saya. Mendekor nya sedemikian rumah dengan berbagai kain seperti sepray, gorden, taplak meja, hingga kain alas untuk menyetrika milik Bibik Asiyah , Orang yang bekerja di keluarga saya untuk mencuci dan menggosok selama hampir 27 tahun. Saya membawa banyak bekal dan tidak lupa segala perkakas kerajaan yang saya 'curi' dari perkakas rumah tangga milik ibu. Jika sedang ada pasien diperiksa oleh Ayah dan mendengar suara gaduh dibawah ranjang nya, maka Ayah saya hanya berkata.. 'maaf ada anak saya lagi main dibawah... maklum anak kecil...' Dan mereka pun memaklumi.
Sama aneh nya ketika tamu atau pasien ayah yang datang begitu Ketakutan dengan Seekor patung beruang madu dengan mulut bercat merah darah yang berdiri kokoh diruang tamu. YA...itu adalah boneka favorit sepanjang masa kecil saya.. Ayah tidak pernah memberi tahu nama beruang itu, tapi yang jelas dia adalah beruang yang sudah mati lalu oleh Ayah diawetkandan menjadi property diruang tamu kami. Dia sangat besar. Hampir setinggi orang dewasa .
Saya suka mencuri curi membawa nya jalan-jalan keluar untuk memamerkan boneka beruang saya yang gagah dengan anak-anak tetangga, tentu saja mereka menjerit ketakutan. Tapi saya selalu berfikir itu sangat keren, bisa memiliki beruang asli dan nyata seperti boneka, lengkap dengan taring dan bulu nya yang bagus . Dan ketika menginjak usia remaja hingga dewasa sampai saat ini, Tidak ada laki laki yang memberi saya hadiah boneka, ha ha ha. Mungkin ini adalah kutukan pangeran Beruang itu.
Saya sangat suka membaca dan menghabiskan uang saku untuk membeli buku-buku aneh dan berjanji akan membuat sebuah perpustakaan mini dirumah saya ketika saya dewasa nanti. Ayah saya sangat membebaskan saya dalam hal apapun namun tetap bertanggung jawab, ketika saya memunculkan ide ide diluar anak-anak kebanyakan dan dianggap tidal lazim , Ia justru menganggap saya anak yang pandai. Yap Mungkin itu salah satu yang membentuk saya tumbuh sebagai anak yang sedikit tidak normal..
Ketika saya kanak-kanak, saya sering meminjam taplak meja atau kain ibu saya untuk di ikat di leher lalu menjadi jubah layak nya Superman, atau berkostum aneh meniru gaya berpakaian para pendekar dari film laga di televisi tidak lupa jurus-jurus dalam persilatan nya. Kadang saya juga membangun sebuah istana rahasia dibawah kasur pasien berobat diruang praktek kerja ayah saya. Mendekor nya sedemikian rumah dengan berbagai kain seperti sepray, gorden, taplak meja, hingga kain alas untuk menyetrika milik Bibik Asiyah , Orang yang bekerja di keluarga saya untuk mencuci dan menggosok selama hampir 27 tahun. Saya membawa banyak bekal dan tidak lupa segala perkakas kerajaan yang saya 'curi' dari perkakas rumah tangga milik ibu. Jika sedang ada pasien diperiksa oleh Ayah dan mendengar suara gaduh dibawah ranjang nya, maka Ayah saya hanya berkata.. 'maaf ada anak saya lagi main dibawah... maklum anak kecil...' Dan mereka pun memaklumi.
Sama aneh nya ketika tamu atau pasien ayah yang datang begitu Ketakutan dengan Seekor patung beruang madu dengan mulut bercat merah darah yang berdiri kokoh diruang tamu. YA...itu adalah boneka favorit sepanjang masa kecil saya.. Ayah tidak pernah memberi tahu nama beruang itu, tapi yang jelas dia adalah beruang yang sudah mati lalu oleh Ayah diawetkandan menjadi property diruang tamu kami. Dia sangat besar. Hampir setinggi orang dewasa .
Inilah penampakan asli si pangeran beruang |
Saya suka mencuri curi membawa nya jalan-jalan keluar untuk memamerkan boneka beruang saya yang gagah dengan anak-anak tetangga, tentu saja mereka menjerit ketakutan. Tapi saya selalu berfikir itu sangat keren, bisa memiliki beruang asli dan nyata seperti boneka, lengkap dengan taring dan bulu nya yang bagus . Dan ketika menginjak usia remaja hingga dewasa sampai saat ini, Tidak ada laki laki yang memberi saya hadiah boneka, ha ha ha. Mungkin ini adalah kutukan pangeran Beruang itu.
Saya sangat suka membaca dan menghabiskan uang saku untuk membeli buku-buku aneh dan berjanji akan membuat sebuah perpustakaan mini dirumah saya ketika saya dewasa nanti. Ayah saya sangat membebaskan saya dalam hal apapun namun tetap bertanggung jawab, ketika saya memunculkan ide ide diluar anak-anak kebanyakan dan dianggap tidal lazim , Ia justru menganggap saya anak yang pandai. Yap Mungkin itu salah satu yang membentuk saya tumbuh sebagai anak yang sedikit tidak normal..
Selain karena saya sangat mencintai masa kanak kanak saya yang sempurna (menurut saya) , saya juga selalu ingin muda dalam isi kepala dan .....imajinasi.
Yah... anak anak adalah galaksi imajinasi.
Disana mereka bebas bermimpi , berkhayal, bermain, tampa terikat dengan aturan aturan umum yang ada. Sangat bebas.....Dan imajinasi adalah bagian dari saya. bahkan kadang saya lupa pulang ke realitas ketika sedang berpetualang jauh di galaksi antah berantah dalam kepala saya.
Begitulah... saya sangat senang bermimpi. kadang saya berusaha menggapainya, namun ada pula mimpi yang menjadi sebatas 'mimpi siang bolong'. Tapi dengan bermimpi membuat saya merasa lebih hidup.
Mungkin ada yang menganggap saya tidak pernah dewasa, baik dari sifat, sikap, maupun bungkusan luar saya. Memang ada sisi kanak kanak yang sulit saya tekan. sisi 'si anak anak yang egois' membuat saya sering kelimpungan menghadapi nya. Tapi saya belajar menjadi dewasa untuk masa depan saya. Berusaha mengadopsi sikap baik orang dewasa yang bertanggung jawab, disiplin dan berpengalaman.
Tapi ... bisakah saya tetap menjadi muda selama-lama nya Tuhan? meski bentuk fisik tidak akan mungkin bisa selalu muda tapi paling tidak isi kepala saya tetap selalu berfikir, tetap selalu belajar dan ingin tahu... dan tetap selalu Berimajinasi. ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar